Di Balik Pertemuan Prabowo - Surya Paloh, 'Kadang Mas Prabowo enggak Terlalu Senyum Sama Saya'
Prabowo tak bisa main atur sendiri berbicara terkait koalisi Pilpres dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Dewi Agustina
Kendati demikian, Paloh menuturkan bahwa keduanya memiliki suatu komitmen yang sama, yakni mengabdikan diri demi kemajuan Indonesia.
"Tapi kami tahu kita semua memiliki niat baik yang sama. Kami ingin mengabdikan diri kami bagi sumbangsih kami bagi kemajuan bangsa dan negara ini," ujarnya.
Kedatangan Prabowo Subianto bersama jajaran Partai Gerindra ke markas Partai NasDem itu bisa dibaca sebagai langkah persiapan menuju Pemilu 2024.
Prabowo mengisyaratkan tengah melobi Surya Paloh dan jajaran Partai NasDem untuk mendukungnya di Pilpres 2024.
Baca juga: Singgung Soal Demokrasi di Indonesia, Surya Paloh: Super Bebas!
Pasalnya, Prabowo butuh dukungan partai lain untuk menguatkan posisinya untuk maju kembali sebagai calon presiden (Capres) di 2024.
Apalagi, Partai NasDem akan menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) pada 15-17 Juni 2022, untuk menentukan calon presiden yang akan di dukung pada Pilpres.
Terlebih, saat ini Partai Golkar, PPP dan PAN telah membentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) menghadapi Pemilu.
Ketiga partai itu juga telah mengajukan nama seperti Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto sebagai capres dari KIB.
Potensi Koalisi Gerindra-Nasdem?
Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) A Khoirul Umam menilai, pertemuan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto bisa jadi merupakan upaya untuk menghadapi kontestasi Pemilu 2024.
Artinya, penjajakan koalisi menuju 2024 ke depan akan makin intensif.
"Pertemuan ini jelas bukan pertemuan seremonial. Besar kemungkinan terkait penjajakan koalisi menuju 2024," kata Khoirul Umam.
Namun, lanjut Umam, dia menilai potensi koalisi Nasdem dan Gerindra relatif kecil.
Kedua pemimpin partai itu dinilai memiliki cara pandang dan model pendekatan yang jauh berbeda dalam landasan berpolitik.