Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hari Bhayangkara, Ingat Sosok Jenderal Hoegeng Imam Santoso, Pernah Terima Uang Pensiun Rp 10 Ribu

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan Polri selalu meneladani sosok Jenderal Hoegeng Imam Santoso.

Editor: Adi Suhendi
zoom-in Hari Bhayangkara, Ingat Sosok Jenderal Hoegeng Imam Santoso, Pernah Terima Uang Pensiun Rp 10 Ribu
IST
Almarhum Jenderal (Purn) Hoegeng Iman Santoso. Kapolri ke-5 yang menjadi panutan dan teladan bagi institusi kepolisian di Indonesia. 

Hoegeng akhirnya diberhentikan sebagai Kapolri oleh Presiden Soeharto pada 2 Oktober 1971.

4. Dapat Uang Pensiunan Rp 10 Ribu

Masih dari Kompas.com, setelah berhenti sebagai Kapolri, Hoegeng menemui sang ibu di rumah karena tak lagi punya pekerjaan.

"Dia datang ke rumah menjumpai ibunya. Saya menghormati sekali. Saya tidak bisa lupakan itu."

"Dia sungkem katanya, 'saya tidak punya pekerjaan lagi, Bu'. Ibunya mengatakan, 'kalau kamu jujur melangkah, kami masih bisa makan nasi sama garam.' Itu yang bikin kita kuat semua," kenang Meri.

Peristiwa ini sangat melekat di memori Meri.

Hoegeng ternyata mewarisi sifat orangtuanya dalam hal kejujuran

Berita Rekomendasi

Sementara itu, Didit berkisah, setelah pensiun, sang ayah pernah menerima uang pensiun hanya Rp 10.000 per bulan.

Pensiunan itu diterimanya selama puluhan tahun hingga 2001.

"Sampai 2001 uang pensiunan bapak (Hoegeng) Rp 10 ribu. Setelah 2001 baru ada penyesuaian jadi sekitar Rp 1 juta," kata Didit.

Setelah pensiun, Hoegeng beralih profesi menjadi pelukis.

Untuk menghidupi keluarganya, Hoegeng menjual lukisannya.

5. Diusulkan jadi Pahlawan Nasional

Bersama dua tokoh asal Jateng, dr Kariadi dan Profesor Soegarda Poerbakawatja, Hoegeng diusulkan menjadi pahlawan nasional.

Usulan ini sudah memenuhi syarat tim peneliti dan pengkaji gelar daerah Jawa Tengah.

Menurut Ganjar, Jenderal Hoegeng dinilai telah berjasa dan mengabdi pada bidang kepolisian Republik Indonesia.

Ganjar menjelaskan, banyak pertimbangan yang dilakukan untuk pengusulan ketiga nama tersebut, termasuk Jenderal Hoegeng.

"Itu detail, ada usulan dari masyarakat, ada data yang dilampirkan. Tugas kami memverifikasi saja, apakah semuanya betul dan tidak ada yang terlanggar."

Nina Nisun penjaga makam Kapolri ke-5, Jenderal Hoegeng Imam Santoso di lokasi pemakaman Giri Tama, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor.
Nina Nisun penjaga makam Kapolri ke-5, Jenderal Hoegeng Imam Santoso di lokasi pemakaman Giri Tama, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor. (TribunnewsBogor.com/Yudistira Wanne)

"Kemudian setelah itu, kami meneruskan ke pusat," ujarnya.

Selanjutnya, kata dia, usulan gelar pahlawan nasional akan ditindaklanjuti Kementerian Sosial.

"Sampai pada Sekmil Presiden yang nanti akan memutuskan terakhir. Kami hanya meneruskan saja," kata Ganjar dikutip dari Kompas.com.

Ganjar juga berharap bulan Agustus tahun ini pemerintah bisa meluluskan usulan tersebut dan mengumumkan ketiga tokoh itu untuk mendapatkan gelar Pahlawan Nasional.

Karena ketiganya dinilai layak menjadi pahlawan nasional karena ikut dalam perjuangan Bangsa Indonesia.

Berikut profil dan biodata Hoegeng Iman Santoso, mantan Kapolri yang kisahnya pernah bikin Jenderal Sutarman menangis terharu.

Sebagian dari berita ini sudah tayang di Surya.co.id dengan judul BIODATA Hoegeng Iman Santoso, Mantan Kapolri yang Kisahnya Bikin Jenderal Sutarman Menangis Terharu 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas