Indonesia Indicator Beri Nilai 76 Rapor Kinerja Polri di HUT Ke-76
Memasuki usia ke-76, Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dinilai semakin profesional dalam melaksanakan penegakan hukum.
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Johnson Simanjuntak
Tahun ini, lanjut Rustika, pemberitaan soal terorisme memberikan sentimen positif terhadap institusi Polri, karena minimnya aksi terorisme di tanah air selama semester I tahun 2022.
“Pemberitaan soal terorisme lebih banyak membahas soal penangkapan teroris oleh Densus 88,” ujar Rustika.
Hal lainnya adalah soal penanganan pada kelangkaan pada minyak goreng. “Tugas pengawasan stok dan harga minyak goreng yang kini juga diemban TNI-Polri dipastikan dilaksanakan dengan menyeluruh. Kapolri mengatakan, setiap hari ada 17 ribu pasar tradisional yang diperiksa dan diawasi stok dan harganya,” papar Rustika.
Secara umum, Indonesia Indicator mencatat, Polri berhasil melaksanakan berbagai tugas dari Presiden Joko Widodo.
Tugas yang dinilai sukses diemban Polri itu antara lain, penanganan Covid-19, penangulangan kelangkaan migor, arus mudik dan balik, serta penanganan penyakit mulut dan kuku (PMK).
Sementara itu, Indonesia Indicator juga mencatat ada tiga isu pemberitaan terkait kinerja Polri di media massa yang didominasi sentiment negatif.
Ketiga isu itu antara lain terkait, oknum polisi, konflik Papua, dan bentrok sosial.
Terkait oknum polisi, pemberitaan media online didominasi sentimen negatif yang mencapai 59,74 persen.
“Sentimen negatif utamanya ditujukan untuk pemberitaan soal oknum polisi. Pelanggaran yang paling sering muncul di media adalah penyalahgunaan narkoba yang tersebar di hampir seluruh wilayah Indonesia. Meski tinggi, ekspos oknum polisi mayoritas berada di level daerah. Adapun kasus oknum polisi yang cukup populer yakni peran aparat dalam konflik Wadas, kasus Brotoseno, suap Kapolrestabes Medan, dan pemerkosaan anak oknum Pamen,” ungkap Rustika.
Rustika menjelaskan, sentimen negatif soal konflik Papua tak langsung ditujukan kepada Polri, melainkan pada aksi KKB.
Meski demikian, pencopotan Komandan Kompi D Wamena, karena dianggap lalai dan menyebabkan kematian anggota Brimob Bripda Diego Rumaropen, menyumbang sentimen negatif terhadap Polri.
Kinerja Polri di mata Netizen
Indonesia Indicator juga melakukan kajian analisis persepsi warganet terhadap Polri. Dalam penelitian ini kajian dibagi dalam dua kategori yakni, (1) analisis isu berdasarkan jumlah unggahan (based on total data post), dan (2) analisis isu berdasarkan jumlah reaksi/tanggapan netizen (based on total engagement).
“Hal ini untuk melihat bahwa sebuah isu bisa saja besar dari segi jumlah unggahan (post), namun sedikit mendapat reaksi/tanggapan (engagement) berupa retweet, likes, atau komentar dari netizen,” kata Rustika. Pada periode pantauan kali ini, kata dia, lima isu teratas Polri jika berdasarkan total unggahan adalah: Penanggulangan Covid-19, Konflik Wadas, Kasus Terkait FPI, Oknum Polisi, dan Seputar Lalu Lintas.