RSUD SMC Tasikmalaya Diagnosa Kematian Bocah Korban Perundungan: Depresi, Tifus dan Peradangan Otak
RSUD SMC Kabupaten Tasikmalaya mendiagnosa kematian Bocah Korban Perundungan disebabkan karena adanya komplikasi tifus, depresi dan peradangan otak
Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
Namun anaknya bungkam dan tidak mau menjawabnya.
T kemudian menanyakan pelaku kepada para tetangganya.
Baca juga: Viral di Media Sosial Kaki Bocah Laki-laki di Jatiasih Bekasi Dipasung, Orang Tua Diperiksa Polisi
Ternyata para pelakunya adalah teman-teman bermain yang masih satu desa.
Bahkan, diketahui salah satu pelaku berusia lebih tua dari pada anaknya.
"Iya, bahkan keluarga para pelaku sempat datang dan meminta maaf ke saya," kata T.
Sanksi Untuk Pelaku
Atas kejadian itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil buka suara.
Emil, sapaannya, meminta agar para pelaku bullying itu diberi sanksi sesuai dengan asas kemanusiaan dan peraturan, walaupun masih berusia anak-anak.
"Ini mudah-mudahan tidak terulang lagi dan tetap harus ada sanksi konsekuensi kepada yang melakukan, walaupun masih di bawah umur, tentu dengan azas-azas kepatutan kemanusiaan, tapi tetap harus ada pelajaran bagi mereka yang melakukannya," kata Ridwan Kamil dikutip dari Tribunnews.com, Kamis (21/7/2022).
Menurut Emil, orang tua pelaku harus mampu mendidik anaknya menanamkan nilai-nilai karakter.
Di rumah, orang tua adalah guru, sedangkan di sekolah, guru adalah orang tua.
Emil telah memerintahkan tim dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana Provinsi Jabar untuk menindaklanjuti dan melakukan pendampingan kasus bullying tersebut.
Sebagian artikel telah tayang di https://regional.kompas.com/read/2022/07/22/131812278/rsud-smc-ungkap-penyebab-meninggalnya-bocah-sd-di-tasikmalaya-depresi
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Erik S)(Kompas.com/Irwan Nugraha)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.