Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Politisi Diimbau Tidak Ikut Mendompleng 'Citayam Fashion Week' untuk Raih Popularitas

Ajang Citayam Fashion Week diharapkan tidak disusupi oleh politisi untuk kepentingan popularitas semata.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Politisi Diimbau Tidak Ikut Mendompleng 'Citayam Fashion Week' untuk Raih Popularitas
TRIBUNNEWS/JEPRIMA
Warga bersama sejumlah anak-anak yang viral dengan sebutan Sudirman, Citayam, Bojonggede, dan Depok (SCBD) turut meramaikan Citayam Fashion Week, di kawasan Dukuh Atas, Sudirman, Jakarta Pusat, Sabtu (23/7/2022). Fenomena Citayam Fashion Week diharapkan jangan disusupi kepentingan politik. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Citayam Fashion Week lagi viral.

Ajang fashion anak muda di Jakarta ini mengundang perhatian publik tidak hanya di media sosial namun juga perbincangan di tengah-tengah masyarakat seluruh Indonesia.

Namun diingatkan agar ajang ini berjalan tetap pada jalur yang sebenarnya untuk menyalurkan bakat positif anak muda.

Sebab jangan sampai dimanfaatkan oleh pihak tertentu untuk kepentingan politik praktis menaikkan popularitas menjelang Pemilu 2024.

Baca juga: Politisi PKS Wanti-wanti Citayem Fashion Week Jangan Sampai Disusupi Kaum LGBT

Pengamat Politik Ray Rangkuti tidak heran jika ajang semacam ini dimanfaatkan untuk kepentingan politik sesaat. 

Meskipun, kata dia, hal semacam itu sering terjadi di dunia politik.

"Tidak terlalu mengherankan.  Tingkah politisi kita yang menumpang popularitas dan elektabilitas pada isu publik itu bukanlah tindakan baru," kata Ray Rangkuti ketika dikonfirmasi, Rabu (26/7/2022).

BERITA REKOMENDASI

"Bahkan bisa disebut hal ini seperti kelaziman dalam tradisi politik kita," kata Direktur Eksekutif Lingkar Madani ini.

Dia mengatakan para politisi memang sering menumpang popularitas dan elektabilitas dari kegiatan publik.

"Mereka sendiri tidak menciptakan isu yang memikat, yang menjadikan publik tergerak untuk meliriknya sekaligus memberi pendidikan politik," ujarnya.

Artinya, lanjut Ray, jika politisi kita dapat menarik perhatian publik, lebih pada aksi-aksi simboliknya, sembari menjauh dari isu-isu subtansial.

"Itulah yang bisa menjelaskan jika ada musibah misalnya, maka bendera parpol bisa berderet di arenanya. Dan sederet misal lainnya," ujarnya.


Ray mengatakan politisi kita tidak tertantang untuk diperbincangkan karena prestasi, visi-misi dan aksi-aksi advokasinya.

"Nampaknya, hal-hal itu adalah barang mewah yang bukan saja sulit dilaksanakan, tapi memang enggan dilaksanakan," ujarnya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas