Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Wawancara Eksklusif Pengacara Brigadir J: Skenario Pembunuhan di Rumah Ferdy Sambo Disusun Rapi

Kuasa hukum keluarga Brigadir J, Eka Prasetya, menduga ada skenario pembunuhan berencana yang sudah disusun rapi di rumah dinas Ferdy Sambo.

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Wawancara Eksklusif Pengacara Brigadir J: Skenario Pembunuhan di Rumah Ferdy Sambo Disusun Rapi
Istimewa
Foto kenangan Brigadir J (tengah) bersama Irjen Ferdy Sambo (kiri), Putri Candrawathi (kanan). Pengacara keluarga Brigadir J menduga ada skenario pembunuhan berencana terhadap Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo di kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan.  

Bongkar semua sindikat karena penanganan kasus ini salah dari awal. Yang pertama ketika
diketahui ada kejadian tembak menembak seharusnya ada olah TKP.

Penyidik datang pasang police line dan tidak boleh ada barang yang bergeser sedikit pun.

Lalu foto apa saja barang yang ditemukan di TKP, setelah itu lapfor kalau ada kematian
semua dicatat dan orang yang ada di sekitar situ diamankan langsung sebagai saksi. Kalau
ada alat komunikasi perlu disita.

Tetapi yang terjadi di sini mungkin kita bisa lihat, koreksi kalau saya salah, sepengetahuan
saya police line dipasang pada saat sudah viral. Inilah yang kami curigai sebagai silent wolf
operation.

Ada kelompok yang melakukan setting sehingga ada pernyataan CCTV disambar petir,
handphone hilang, dan pakaian yang melekat entah di mana.

Sampai hari ini kami belum juga mengetahui barang-barang bukti tersebut dari penyidik.

Apa tanggapan kuasa hukum keluarga Brigadir J terkait pemeriksaan istri Irjen Ferdy Sambo
yang sudah diperiksa tiga kali di kasus dugaan pelecehan seksual?

Berita Rekomendasi

Kata kuasa hukumnya bukannya sedang depresi dan trauma, tapi itu bisa diperiksa sampai
tiga kali.

Ini apa coba, siapa yang periksa dan di mana diperiksanya ini harus dipertanyakan.
Artinya mengapa saya bilang ini sindikat penegak hukum karena sangat terstruktur sekali dan sistematis.

Apa harapan tim kuasa hukum kepada personel yang terlibat, cukupkah hanya dinonaktifkan
lalu dimutasi ke tempat yang tidak strategis?

Saya bilang nggak cukup sampai di situ, kalau saya jadi Pak Kapolri mengetahui bawahannya
yang ditugaskan di tempat hukum dalam institusi penegak hukum lalu melakukan tindak
pidana atau kejahatan.

Sudah nggak ada obatnya. Pecat.

Buat apa kalau kita pertahankan orang seperti itu, apakah rakyat akan percaya lagi dengan
Polri. Nggak akan percaya pak.

Kalau pengacara meragukan Bharada E melakukan pembunuhan sendiri, apakah ada
kekhawatiran keselamatan dari tersangka?

Kalau saya bukan dari ragu tidak sendiri, memang dia tidak sendiri karena pasalnya ada 55
dan 56. Tapi keselamatan Bharada E ini menjadi menarik.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas