Mengenal Hooded Pitohui, Burung Beracun dari Indonesia Timur dan Papua Nugini
Mengenal Hooded Pitohui, burung beracun yang berasal dari Indonesia Timur dan Papua Nugini. Pitohui memiliki berbagai spesies.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Hooded Pitohui adalah burung yang paling banyak tersebar di Papua.
Faktanya, Hooded Pitohui merupakan satu-satunya genus burung beracun di dunia.
Setidaknya tiga spesies Pitohui memiliki racun yang kuat di kulit dan bulu mereka.
Hooded Pitohui dan Variabel menjadi yang paling mematikan dari ketiganya.
Kulit dan bulu beberapa Pitohui mengandung alkaloid neurotoksik kuat dari kelompok batrachotoxin (yang juga disekresikan oleh katak panah racun Kolombia, genus Phyllobates).
Diyakini hal ini menjadi pertahanan kimiawi Hooded Pitohui, baik terhadap ektoparasit atau terhadap pemangsa yang dipandu secara visual seperti ular, raptor, atau manusia, dikutip dari Beauty of Birds.
Baca juga: Petani Sarang Burung Walet Soroti Kebijakan Pemerintah yang Dianggap Malah Bikin Bingung
Burung Hooded Pitohui mungkin tidak menghasilkan batrachotoxin sendiri.
Kemungkinan besar racun berasal dari genus Choresine kumbang, bagian dari makanan burung.
Sifat beracun burung Hooded Pitohui tidak tercatat sampai tahun 1989.
Jack Dumbacher, yang menjaring burung di New Guinea, menangkap Hooded Pitohui dan saat melepaskannya dari jaringnya.
Jack tidak sengaja tergores dan tergigit.
Kemudian Dumbacher memasukkan jari yang terpotong ke dalam mulutnya, namun bibir serta lidahnya menjadi mati rasa.
Meski beracun, penduduk asli Papua juga memakan Hooded Pitohui.
Namun, mereka memperingatkan jika burung Hooded Pitohui harus disiapkan dengan sangat hati-hati, termasuk mengulitinya.