Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Presiden Jokowi Sebut Bila Krisis Pangan Tidak Diatasi 800 Juta Orang akan Kelaparan

Jokowi ingin lahan-lahan yang selama ini  terbengkalai dibuat produktif untuk tanaman pangan karena saat ini dunia sedang dilanda krisis pangan.

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Theresia Felisiani
zoom-in Presiden Jokowi Sebut Bila Krisis Pangan Tidak Diatasi 800 Juta Orang akan Kelaparan
Foto: Sekretariat Presiden
Usulan Presiden Jokowi pada High-level Dialogue on Global Development. Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin lahan-lahan yang selama ini  terbengkalai dibuat produktif untuk tanaman pangan karena saat ini dunia sedang dilanda krisis pangan.  

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin lahan-lahan yang selama ini  terbengkalai dibuat produktif untuk tanaman pangan.

Hal itu disampaikan Presiden Jokowi saat meninjau pengembangan Kelapa Genjah di Desa Giriroto, Boyolali, Jawa Tengah, Kamis, (11/8/2022).

“Inilah kenapa kita ingin lahan-lahan yang tidak produktif itu diproduktifkan,” kata Presiden Jokowi.

Kepala Negara mengatakan dunia sekarang ini sedang dilanda krisis pangan.

Sebanyak 300 juta lebih orang mengalami kekurangan pangan akut atau kelaparan.

“Di beberapa negara sudah mulai, mulai, mulai dan diperkirakan kalau ini tidak ada solusi ini bisa masuk ke 800 juta orang akan kekurangan pangan dan kelaparan,” tururnya.

Oleh karena itu Presiden terus mendorong kemandirian pangan.

Berita Rekomendasi

Mulai dari rumah tangga dengan menanam cabe di polybag atau pekarangan.

“Sehingga tidak ada yang namanya kita ini kekurangan cabai atau harga cabai naik drastis,” pungkasnya.

Harga Pangan Melambung, Warga Sri Lanka Terancam Kelaparan

Perwakilan Program Pangan Dunia (WFP) Abdur Rahim Siddiqui mengatakan bahwa krisis ekonomi terburuk di Sri Lanka sejak kemerdekaan telah memicu munculnya 'krisis pangan yang serius' yang mengarah pada ancaman kelaparan.

Pernyataan itu ia sampaikan sambil menggambarkan 'gabungan kekacauan' dari lonjakan harga, hasil panen yang menyusut, dampak perang di Ukraina dan kurangnya dana negara untuk membayar pasokan utama.

"Ekonomi telah runtuh dan negara telah kehabisan uang yang dibutuhkan untuk mengimpor kebutuhan pokok seperti bahan bakar, makanan dan pupuk," kata Siddiqui.

Ia pun mendesak lebih banyak dukungan berupa donasi untuk WFP dan responden kemanusiaan lainnya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas