Sosok Taruna Ikrar, Dokter Diaspora Indonesia yang Menginspirasi: Sempat Ditawari Jadi Warga Amerika
Ada banyak inspirator yang dapat menjadi tauladan generasi muda dalam mengisi kemerdekaan Indonesia, satu di antaranya adalah, dokter Taruna Ikrar.
Editor: Malvyandie Haryadi
Di sisi lain, dengan berada di AS saat ini, dia justru menilai mesti dimanfaatkan untuk memajukan Indonesia, dengan membawa hasil-hasil penelitiannya ke Tanah Air ataupun leluasa transfer pengetahuan.
Aktivis sejak mahasiswa
Anak ke-5 dari 10 bersaudara ini berupaya mengejar cita-citanya.
Sejak kecil ia bercita-cita ingin menjadi dokter yang mendunia.
Saat kuliah, hobi berorganisasinya juga tak berhenti.
Ia sempat menjabat Ketua MPA ISMKI (Majelis Pertimbangan Agung Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia) tahun (1994-1996), Ketua umum HMI Cab Ujung Pandang (1994-1996) & PB HMI (Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam) 1997-1999 dan Wakil Ketua PB IDI (Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia) periode 2000-2003.
Sedangkan aktivitasnya secara internasional antara lain berperan aktif di CFIS (Center For Interregional Study), KAPPIJA-21 (Alumni of Friendships Program 21ts the Japan International Cooperation Agency), APHRS (Asia Pacific Heart Rhythm Society), ISHR (International Society for Heart Research), IHTP (International Health Training Program), PUCA (Postdoctoral University of California Association), hingga MSA (International Moslem Society of America)
Amanah Sebagai Ketua Konsil Kedokteran (KKI)
Sukses berkarier dan menggapai posisi sangat Strategis di Amerika Serikat, menyebabkan kiprah "Taruna Ikrar" terpantau oleh istana Negara Presiden Joko Widodo lewat Wakil Presiden KH. Ma'ruf Amin dan menteri kesehatan, Taruna ikrar diajak balik ke Indonesia, dan diberikan amanah sebagai Ketua Konsil Kedokteran (KKI) sejak 19 Agustus 2020, bahkan sejak Oktober 2021 Taruna Ikrar diamanahkan sebagai Direktur IAMRA (Konsil Dokter Dunia).