Sebut Tak Ada Organ yang Hilang, Tim Forensik Jelaskan Soal Otak Jenazah Brigadir J Pindah ke Perut
Ketua Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI), Ade Firmansyah menjelaskan soal dugaan kejanggalan yang ada di tubuh jenazah Brigadir J.
Editor: Wahyu Aji
Setelah mereka (dokter forensik yang mengAutopsi Ulang) meraba-raba kepalanya, ternyata ada semacam penempelan lem.
Setelah diraba-raba rambutnya, ternyata disitu ada lobang disondek (ditusuk) lobang itu tembus ke mata dan hidung.
Selain itu, tim dokter forensik juga menemukan di dalam tengkorak kepala Brigadir J ada enam retakan.
Enam retakan ini diduga akibat tembakan, namun mungkin juga akibat lain.
Ketika dibuka bagian perut sampai ke kepala, ditemukan otaknya yang pindah ke bagian perut.
Kemudian kedua, ditemukan juga diduga tembakan dari leher mengarah ke bagian bibir.
Ketiga, dokter forensik menemukan lubang di dada diduga bekas tembakan, yang keempat ada lobang yang diduga juga keempat lubang tersebut bekas peluru.
Selain itu, dokter forensik juga menemukan luka terbuka di bagian bahu yang dagingnya hampir terkelupas.
Tim dokter forensik masih belum mengetahui apa penyebabnya, yang diduga bukan akibat peluru.
Perihal Otak Pindah ke Perut Usai Autopsi
Seperti yang kita tahu jenazah Brigadir J sendiri sudah pernah diautopsi dan kembali dilakukan proses otopsi ulang yang lebih rumit.
Terkait temuan organ otak yang pindah ke perut, seorang pemeriksa medis untuk kematian dari Universitas Alaska Fairbanks, Zoe-Anne Barcello, melalui akun Quora pernah menjelaskan bahwa organ yang diteliti saat autopsi memang tidak perlu dikembalikan ke tempatnya semula.
Semua organ, termasuk otak, ditempatkan dalam kantong plastik tebal yang disebut “kantong jeroan” laludijahit ke perut.
Teknisi otopsi akan mengeluarkan setiap organ dan memberikannya kepada Ahli Patologi.