VIDEO Harga Telur Ayam Tembus Rp 30.000 Per Kg di Jakarta: Apa Respon Pedagang Warteg dan Peternak?
Presiden Peternak Layer Nasional (PLN) Ki Musbar Mesdi menjelaskan penyebabnya belum seimbangnya antara rantai pasok (supply) dan permintaan (demand)
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Srihandriatmo Malau
"Khusus pada semester II-2022 ini, permintaan meningkat. Sedangkan suplai telur dari peternak belum pulih," papar Ki Musbar Mesdi.
"Di satu sisi, pemerintah membantu masyarakat kecil dengan bansos. Bentuk bansos ini menyebabkan harga telur ini melonjak. Karena suplai ke pasar juga terganggu," paparnya.
Selain gangguan pada rantai pasok dan permintaan, kenaikan harga komoditas telur juga terdampak oleh faktor naiknya tarif listrik dan peralihan bahan bakar minyak (BBM) mobil logistik angkutan telur.
Yang semula mobil pengangkut menggunakan BBM jenis Premium, kini harus menggunakan Pertalite.
"Mobil untuk angkutan telur itu kan pakai premium awalnya, tapi akhirnya pakai Pertalite. Itu aja udah membuat harga telur naik berapa persen. Ditambah lagi ada kenaikan tarif listrik dan ada lagi kenaikan LPG," jelas Ki Musbar Mesdi.
Baca juga: Peternak Sebut Kenaikan Harga Telur Ayam Saat Ini Menjadi Tertinggi Dalam Sejarah
Respon Pedagang Warteg
Harga telur terus mengalami kenaikan setelah 17 Agustus 2022 hingga saat ini di pasaran sudah dibanderol Rp 33.000 per kilogram.
Padahal, harga telur sebelum 17 Agustus 2022 dibanderol 25.000 per kilogram.
Melonjaknya harga telur tersebut dikeluhkan oleh pedagang warteg di Jakarta.
Ketua Koperasi Warteg Nusantara Mukroni mengatakan, pedagang warteg harus mencari cara untuk menyiasati kenaikan harga telur tembus Rp 33.000 per kilogram di Jakarta.
Mukroni mengaku bingung, kenapa harga telur tiba-tiba naik di pasar.
Baca juga: Harga Telur Meroket Rp 33.000 Per Kg, Pedagang Warteg Siasati Kecilkan Ukuran
Hal ini membuat para pedagang Warteg meminta penjelasan dari pemerintah, hingga menemukan solusi untuk menurunkan harga telur.
"Kita tidak tahu kok mendadak telur harganya naik apakah karena produksinya berkurang atau ada faktor lain," kata Mukroni saat dihubungi, Senin (22/8/2022).
Mau tidak mau, menurut Mukroni, para pedagang Warteg mensiasati dengan memilih telur-telur kecil di pasar dengan jumlah yang relatif banyak.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.