Tangisan Ferdy Sambo Saat Putri Candrawathi Mengadu Jadi Penyelamat? Hotman: Bisa Bebas Hukuman Mati
Hotman Paris menyebut Ferdy Sambo dapat bebas dari hukuman mati atau pasal pembunuhan berencana.Tangisan Ferdy Sambo bisa jadi penyelamat?
Editor: Anita K Wardhani
"Berarti emosi spontan, berarti bisa terkena bukan pembunuhan terencana," beber pengacara asal Sumatera Utara itu.
Hotman pun menyoroti soal keterangan yang menyebut bahwa Ferdy Sambo menangis setelah mendapatkan pengaduan dari sang Putri Candrawathi.
"Bayangkan, seorang laki-laki jenderal menangis setelah istrinya mengadu. Saya nggak tahu itu benar atau nggak," tuturnya.
Selain itu Hotman Paris menegaskan jika Ferdy Sambo bisa terlepas dari pasal pembunuhan berencana jika keterangan tersebut benar.
Baca juga: Heboh Panggilan Sayang Saat Rapat Komisi III DPR dan Kapolri, Hotman Paris: Siapa Itu?
"Kalau benar, itu bisa dipakai pengacara Sambo bahwa penembakan itu spontan dan bukan berencana," pungkas Hotman Paris.
Hal tersebut pun membuat Hotman Paris berpesan kepada pihak Kejaksaan untuk berhati hati terkait kesaksian palsu dari pihak Ferdy Sambo untuk meringankan hukuman.
"Jaksa harus hati hati, itu bukan pembunuhan berencana kalau Ferdy Sambo menangis saat istrinya digituin menangis dan langsung bertindak," tutupnya.
Respon Netizen
Atas penyataannya tersebut, sejumlah netizen pun sontak ikut memberi komentar.
Tak sedikit yang kembali menyebut Ferdy Sambo masih mencoba melakukan kebohongan menutupi kesalahannya.
"Gk bakalan juga kepake alasn sprti bang hotman katakan...soalnya kan sdh ada bukti perckapan lwt wa dipegang pngacara almr joshua, klo almr sdh bilang kepcr nya mau dibunuh sblm kejdian bener2 ia akan dibunuh...".
"Mon maaf nih, kalo marahnya reflek dan langsung bertindak itu ngebunuhnya pake tangan sendiri gak nyuruh orang lain , dan gak manipulasi sampe ngerubah cctv. Logika aja woooy".
"Aku jg ga yakin berencana, wlpn apa pun alasannya bunuh orang jelas salah yaa, wlpn beliau sangat emosi ya ga harus sampe bgitu sadis melakukan itu, apapun kesalahan yg korban lakukan.
Logikanya dr magelang nyampe jakarta banyak tempat yg ga ada CCTV klo uda direncanain mungkin sekelas jendral bisa ngerencanain TKP yg lebih rapi dijalan, dibuat kecelakaan atau lain2 ga dirumah pribadi. Klo dia seniat itu buat bunuh orang loh, tp klo ini kayaknya emosi kebablasan aja, eh bgitu korban meninggal batu buat skenario, yg akhirnya gagal karna fakta dilapangan berbeda dgn alibi dan TKP. Kl ancaman2 yg diceritain pengacara, mungkin ada kesalahan korban yg nyebabin ada ancaman terjadi tp saat kejadi dia ulangi lg, dan Pa FS sangat marah dan tersinggung harga dirinya jd lepas kendali".