Sejarah Hari Ini: 18 Tahun Kasus Kematian Munir Belum Terungkap, Aktivis HAM yang Diracun
Sejarah Hari Ini: 18 tahun kasus kematian Munir belum terungkap, aktivis HAM yang diracuni dengan racun jenis arsenik.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Miftah
Selain itu, Yeti juga menawarkan makanan yang masih panas di atas nampan dan Munir memilih mi goreng.
Baca juga: Gelar Aksi Simbolik, KASUM Desak Lagi Komnas HAM untuk Tetapkan Kasus Munir Pelanggaran HAM Berat
Pesawat tersebut transit di Bandara Changi, Singapura pada pukul 00.40 waktu setempat.
Saat itu, Munir kembali ke tempat duduk di kelas ekonomi karena Pollycarpus turun di Singapura.
Pada tanggal 7 September 2004 pukul 01.50 waktu setempat, pesawat melanjutkan perjalanan ke Amsterdam, Belanda.
Tiga jam setelah pesawat lepas landas dari Singapura, seorang pramugara senior bernama Najib melaporkan pada pilot Pantun Matondang, Munir yang duduk di kursi nomor 40G sakit.
Ia beberapa kali pergi ke toilet di pesawat.
Seorang penumpang pesawat yang berprofesi sebagai dokter mencoba menolong Munir.
Namun, pada Selasa, 7 September 2004 pukul 08.10 waktu setempat, Munir dinyatakan meninggal dunia.
Munir mengembuskan napas terakhir pada dua jam sebelum mendarat di bandara Schipol, Amsterdam, Belanda.
Akibat kejadian itu, semua penumpang tidak boleh turun dari pesawat ketika pesawat telah mendarat di bandara Schipol.
Seluruh penumpang menjalani pemeriksaan selama 20 menit.
Jenazah Munir kemudian diturunkan dan dijaga oleh otoritas bandara Schipol.
Untuk mengetahui penyebab kematiannya, pihak Belanda melakukan autopsi terhadap jenazah Munir.
Dua minggu kemudian, Institut Forensik Belanda (NFI) yang melakukan autopsi jenazah Munir menemukan adanya racun jenis arsenik di dalam tubuhnya.