Irjen Purn Aryanto Sutadi Curiga Ada Tokoh Intelektual di Balik Tragedi Kanjuruhan
Penasihat Ahli Kapolri, Irjen Pol (Purn) Aryanto Sutadi menduga ada intelektual dader dibalik tragedi Kanjuruhan.
Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Sri Juliati
Korban meninggal pada Selasa (11/10/2022), pukul 14.25 WIB setelah sempat dirawat di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA), Kota Malang.
Informasi tersebut dibenarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, Wiyanto.
"Benar, iya informasi awal demikian (adanya penambahan korban tewas)," kata Wiyanto, Selasa (11/10/2022) dikutip dari Tribun Jatim.
Sementara itu, berdasarkan informasi yang dihimpun, Dinkes Kabupaten Malang mencatat masih ada 21 orang yang dirawat inap.
Mereka tersebar di tujuh rumah sakit di Malang Raya.
"Sementara untuk korban yang menjalani rawat jalan sebanyak 585 orang. Kami akan terus memperbarui data yang ada," kata Wiyanto
dr Arie Zainul Fatoni, salah satu dokter RSSA mengatakan, mendiang mengalami cedera di luar paru-paru sehingga mengakibatkan gagal napas akut.
"Jam 14.25 karena oksigenasi ke paru-paru sangat jelek sekali karena hipoksia, gagal napas akut atau kalau dalam kedokteran namanya akut respiratori distres sindrom berat atau dalam bahas awam yakni gagal napas akut."
"Disebabkan karena injury di luar paru-paru, biasanya karena multitrauma pada Mbak Helen, sehingga mengakibatkan komplikasi berupa injury atau cedera di paru-paru," kata Arie, Selasa (11/10/2022) dikutip dari Kompas.com.
Arie juga mengatakan, pada organ tubuh Heleh ditemui pendarahan.
"Dari awal memang agak kritis, cuma dalam perjalanannya dikabarkan ada perburukan karena memang masuk sudah dalam multitrauma, ternyata ada pendarahan di organ dalam sehingga pascaoperasi didapatkan kondisi yang lebih berat lagi," katanya.
Ia mengungkapkan sebelum meninggal, Helen menggunakan alat bantu pernapasan karena kritis.
(Tribunnews.com/Milani Resti) Tribun Jatim/M Arwin) (Kompas.com/Nugraha Perdana)