20 Korban Kanjuruhan Minta Perlindungan LPSK, 3 di Antaranya Masih di Bawah Umur
Puluhan korban tragedi Kanjuruhan meminta perlindungan hukum ke Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).
Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Puluhan korban di tragedi Kanjuruhan meminta perlindungan hukum ke Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).
Ketua LPSK, Hasto Atmojo Suroyo mengatakan ada 20 korban yang sudah mengajukan permohonan.
Dari 20 korban tersebut, terdapat 14 orang di anataranya berjenis kelamin laki-laki dan 6 orang perempuan.
"Perlindungan yang masuk ke LPSK baru ada 20."
"Sementara jumlah saksi yang bisa yang sebenarnya ada barangkali ratusan, bahkan karena penontonnya ribuan mungkin ribuan," kata Hasto saat konferensi pers secara virtual yang ditayangakan KompasTv, Kamis (13/10/2022).
Permohonan tersebut kemudian akan diseleksi dan dipilih yang memenuhi syarat.
Baca juga: Temuan LPSK Soal Tragedi Kanjuruhan: Ada Penggunaan Gas Air Mata Berlebih Hingga ke Luar Stadion
"Tapi tentu saja akan kita petakan dan akan kita assesment siapa saja yang memenuhi syarat untuk dimintai keterangan sebagai saksi," kata Hasto.
Lanjut Wakil Ketua LPSK, Edwin Partogi, di antara 20 pemohon tersebut, 3 di antaranya masih anak-anak.
"Dari pemohon itu ada 3 di antarannya berusia anak."
"Inisial M, kemudian BK (16), C (15). Benar tiga di antara pemohon yang berusia anak," kata Edwin, Kamis (13/10/2022).
Edwin menuturkan, mereka yang masih berusia anak hanya bisa diberi perlindungan jika mendapat persetujuan dari orang tua.
"Mereka yang berusia anak ini hanya bisa diberi perlindungan jika mendapat persetujuan dari orang tua, kemudian permohonan ini tentunya sudah diwakilkan oleh orang tua korban," kata Edwin.
Lanjut Edwin mengatakan, mereka yang menjadi saksi atas tragedi Kanjuruhan tidak mendapat ancaman ataupun intimidasi.
Mereka yang menjadi saksi atas insiden ini bersedia memberikan keterangan asal dijamin keamanan dan keselamatannya.