Tragedi Kanjuruhan, Komnas HAM Kupas Tuntas Soal Obat Ternak, Sepatu dan Tembakan Gas Air Mata
Komnas HAM kupas tuntas soal temuan obat ternak sapi, sepatu berserakan di stadion sampai tembakan gas air mata.
Penulis: Theresia Felisiani
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengaku mendapati beberapa selongsong gas air mata pasca tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang.
Hal itu didapati setelah Komnas HAM melakukan investigasi pada 2-10 Oktober 2022 di lokasi.
Setelahnya, saat ini Komnas HAM memastikan telah mengirim selongsong gas air mata tersebut untuk diuji.
"Dengan menguji gas air mata, kita ingin melihat apa yang terkandung, zat kimia yang terkandung di sana, dan bagaimana efeknya terhadap kesehatan," kata Komisioner Komnas HAM Choirul Anam, saat jumpa pers di Kantor Komnas HAM, Rabu (12/10/2022).
Anam menyatakan, saat tim investigasi Komnas HAM mendapatkan beberapa selongsong gas air mata di Stadion Kanjuruhan itu, beberapa di antaranya masih panas.
"Itu dari jarak 30 cm masih terasa pedih di mata, terus beberapa yang megang juga di tangannya (masih terasa, red) panas" ucap dia.
Baca juga: Gas Air Mata Tragedi Kanjuruhan Dibawa ke Jakarta, TGIPF: Kalau Kedaluwarsa Itu Pelanggaran
Lebih lanjut kata dia, upaya untuk mengirim selongsong gas air mata tersebut ke laboratorium karena guna mengetahui dampak benda yang membuat ribuan Aremania itu panik.
Hal itu didasari karena, sebagian orang yang terkena gas air mata saat tragedi itu mengalami kejang-kejang dan tidak bisa membuka mata berhari-hari serta menampilkan bercak warna merah.
"Kami tidak punya kemampuan meneliti kandungannya apa. Kami tidak bisa mengidentifikasi, makanya kami bekerjasama dengan teman-teman di Malang sana termasuk laboratoriumnya," tukas Anam.
Komnas HAM Beberkan Penyebab Jatuhnya Banyak Korban Jiwa Tragedi Kanjuruhan
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia atau Komnas HAM mengungkap temuan awal tragedi Kanjuruhan Malang.
Tim Pemantauan dan Penyelidikan Komnas HAM melakukan serangkaian kegiatan dari 2-10 Oktober 2022 atau sehari setelah tragedi yang menewaskan 132 orang itu.
Komisioner Komnas HAM Choirul Anam menjelaskan awal mula penyebab jatuhnya banyak korban jiwa dalam peristiwa nahas itu.
Dia mengatakan tembakan gas air mata ke arah Tribun Selatan Stadion Kanjuruhan pada pukul 22.08 WIB jadi awal mula penonton berhamburan keluar.
Penembakan gas air mata ke Tribun Selatan itu juga disebut jadi titk krusial yang mengakibatkan banyak korban meninggal dunia.
"Penembakan gas air mata pertama kali ditembakkan ke tribun selatan 22.08 WIB. Dan titik krusial yang mengakibatkan banyak yang meninggal, lalu timbul dinamika sehingga stadion jadi ricuh," ungkap Choirul Anam dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (12/10/2022).
Menurut dia hal itu bisa dilihat dari video-video kunci dan saksi dan investigasi yang diperoleh Komnas HAM.
"Berdasarkan video kunci dan beberapa keterangan saksi dari yang selamat, ada juga yang pingsan, disandingkan dengan video kami punya," paparnya.
"Sepanjang pengetahuan kami (video) ini belum terpublikasi. Video ini krusial, bisa merekam sejak di tribun, dan dia sendiri bagian dari (Aremania) yang meninggal," sebutnya.
Kronologi Kejadian
Kerusuhan maut terjadi pascalaga Arema FC Vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, dalam lanjutan Liga 1 pada 1 Oktober 2022 lalu.
Kejadian tersebut memakan korban jiwa 132 orang, termasuk dua anggota Polri.
Tragedi ini menjadi viral di media sosial dan disorot sejumlah media asing.
Untuk mengusut kasus ini pemerintah membentuk Tim Gabungan Independen Pencadi Fakta (TGIPF) yang dipimping langsung Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD.
TGIPF telah memeriksa sejumlah pihak terkait yang dianggap bertanggungjawab atas Tragedi Kanjuruhan.
Rencananya hasil sementara temuan TGIPF akan dilaporkan ke Presiden Jokowi Jumat lusa. (tribun network/thf/Tribunnews.com)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.