Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tenaga Medis dan Pelajar Kena Pukul Oknum Aparat di Tragedi Kanjuruhan, Kini Minta Perlindungan LPSK

LPSK mengungkap banyak saksi dan korban yang kena pukul oknum aparat saat tragedi Kanjuruhan hingga mereka meminta perlindungan pada LPSK.

Penulis: Theresia Felisiani
zoom-in Tenaga Medis dan Pelajar Kena Pukul Oknum Aparat di Tragedi Kanjuruhan, Kini Minta Perlindungan LPSK
(Tangkap layar akun Youtube Kompas TV)
LPSK ungkap hasil temuan di Tragedi Kanjuruhan: menerangkan detik-detik penonton pertama yang masuk ke lapangan, hingga akhirnya diikuti banyak penonton, keos pun terjadi sebelum jatuhnya korban tewas di tragedi Kanjuruhan. LPSK mengungkap banyak saksi dan korban yang kena pukul oknum aparat saat tragedi Kanjuruhan hingga mereka meminta perlindungan pada LPSK. 

Namun, ada salah seorang oknum polisi yang menolak menerima korban tersebut dimasukkan ke dalam ambulans Polri.

"Ketika sedang membantu korban, ia berusaha memasukkannya ke dalam ambulans Polri dan mengalami penolakan oleh oknum polisi," kata Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi Pasaribu ketika konferensi pers hasil temuan investigasi Tragedi Kanjuruhan, Kamis (13/10/2022).

Oknum polisi tersebut tidak memperbolehan P-1 memasukkan korban ke dalam mobil ambulans Polri.

Penolakan itu tidak terjadi sekali.

P-1 ditolak dua kali ketika hendak memasukkan korban ke dalam ambulans Polri.

P-1 akhirnya berhasil keluar dari stadion melalui pintu VIP.

Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), Edwin Partogi Pasaribu, saat wawancara eklusif di Kantor Tribun Network, Jakarta Pusat, Rabu (24/8/2022). (Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha)
Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), Edwin Partogi Pasaribu, saat wawancara eklusif di Kantor Tribun Network, Jakarta Pusat, Rabu (24/8/2022). (Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha) (Warta Kota/ANGGA BHAGYA NUGRAHA)

LPSK Masih akan Melanjutkan Investigasi Tragedi Kanjuruhan

Berita Rekomendasi

Kini, mereka sedang dalam proses penggantian tim untuk melanjutkan investigasinya di lapangan.

LPSK pun mendapati adanya temuan perbuatan menghalang-halangi proses evakuasi korban yang dilakukan oknum aparat keamanan saat tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang.

Hal itu dikonfirmasi langsung Ketua LPSK Hasto Atmojo Suroyo yang menyebut temuan itu didapati setelah pihaknya melakukan investigasi dan melakukan wawancara dengan beberapa saksi.

Bahkan penghalangan itu turut dialami oleh tenaga medis yang diterjunkan ke lokasi guna melakukan pertolongan.

Ironisnya, beberapa saksi juga menyebut, mendapatkan tindakan represif berupa pemukulan dari oknum aparat tersebut.

"Pada relawan medis ini ada beberapa keterangan dari saksi yang menyatakan bahwa ketika dia akan menolong korban yang lain itu justru mengalami dihalang-halangi oleh aparat dan juga mengalami pemukulan," kata Hasto saat jumpa pers secara daring, Kamis (13/10/2022).

Ada Keterlambatan dalam Menangani Korban

Tak hanya itu, LPSK juga menyatakan, dalam proses evakuasi korban, terjadi kelambataan penanganan yang dilakukan pihak penyelenggara termasuk aparat keamanan.

Hal itu ditandai kata dia dengan tidak adanya permintaan pengerahan ambulans ke fasilitas kesehatan terdekat saat korban sudah mulai berjatuhan.

"Rupanya memang tidak ada permintaan pengerahan ambulan ini dari panitia maupun dari aparat keamanan, untuk ikut membantu evakuasi para korban ini," kata Hasto.

Dirinya menyatakan, berdasarkan keterangan saksi yang ditemukan saat melakukan investigasi, banyak dari mereka yang tertegun melihat oknum aparat menolak untuk memberikan pertolongan.

Padahal kata dia, sudah banyak suporter Arema Malang yang menjadi korban meminta pertolongan itu kepada aparat keamanan.

"Terdapat informasi dari berbagai sumber bahwa oknum aparat keamanan menolak memberikan pertolongan pada korban yang luka yang meminta pertolongan," kata dia.

Ada Kelalaian Penjaga Keamanan di Ring 1 Sebelum Terjadinya Tragedi Kanjuruhan

Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) melihat adanya kelalaian dari personel yang melakukan penjagaan pertandingan baik Polisi, TNI, dan Steward dalam Tragedi Kanjuruhan.

Mereka disebut meninggalkan area kunci dari sisi dalam Stadion Kanjuruhan Malang sebelum terjadinya Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 132 orang.

Area tersebut berada pada bagian tribun timur Stadion Kanjuruhan.

LPSK menyebutnya, area tersebut sebagai Ring 1.

Baca juga: Enam Rekomendasi LPSK Terkait Tragedi Kanjuruhan, Minta Materi Gas Air Mata Didalami

Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi Pasaribu menyatakan, kelalaian itu dilakukan, karena hampir seluruh aparat keamanan yang seharusnya berdiri di Ring 1 tersebut meninggalkan lokasi saat peluit panjang ditiup dan seluruhnya mengarah ke sisi bagian belakang gawang.

Hal itu didapati dari video hasil investigasi LPSK yang diambil dari sisi penonton yang berada di seberangnya yakni tribun VIP.

"Tadi kita lihat setelah peluit panjang kemudian pasukan di ring 1 khususnya di bagian Tribun Timur tampak melihat meninggalkan posisi penjagaannya, termasuk juga Steward juga sudah tidak menghadap penonton sepenuhnya," kata Edwin saat jumpa pers secara daring, Kamis (13/10/2022).

Perpindahan para penjaga keamanan itu terjadi sekitar satu menit setelah peluit panjang ditiup wasit tanda berakhirnya laga Arema FC vs Persebaya Surabaya.

Hal itu diyakini menjadi celah bagi para penonton dalam hal ini suporter Arema FC atau Aremania untuk merangsek masuk ke dalam lapangan.

Padahal, jika mengacu pada rencana pengamanan (Renpam) yang didapat LPSK, terdapat aturan mengenai tindakan pengamanan setelah pertandingan selesai.

Kata dia, harusnya para pasukan keamanan termasuk di ring satu itu harus langsung membuat formasi mengelilingi lapangan dan menghadap penonton.

"Itu ada cara bertindak pasukan di ring satu mengelilingi lapangan menghadap penonton. Tadi kita lihat setelah peluit panjang kemudian pasukan di ring satu khususnya di bagian tribun timur tampak melihat meninggalkan posisi penjagaannya," jelas Edwin.

Baca juga: Aremania Bakal Gaungkan Terus Ganasnya Gas Air Mata Tragedi Kanjuruhan 

Namun yang terjadi malah seluruh penjaga keamanan termasuk Steward berjalan menuju ke bagian paling timur stadion atau tepatnya di depan Tribun 7.

Alhasil kata dia, Aremania yang mencoba memasuki lapangan pertandingan tak bisa terbendung karenanya sepi nya penjagaan.

"Termasuk juga steward juga sudah tidak menghadap penonton sepenuhnya kemudian steward berkumpul terkonsentrasi di depan foto ini yang kemungkinan di depan tribun tujuh," ucap dia.

"Pada gambar disini (menunjukkan video) antara dinding biru dan hitam itu sudah tidak ada penjagaan lagi. Nah itu penjagaan di dalam stadion ini disebutkan sebagai penjagaan ring satu dan itu sudah tidak ada penjagaan lagi," kata dia. (tribun network/thf/Tribunnews.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas