Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengamat Sebut Hubungan Jokowi dengan NasDem Bakal Retak: Paling Lama Terjadi Pada Februari 2023

Ray Rangkuti memprediksi hubungan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Partai Nadem akan retak.

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Wahyu Aji
zoom-in Pengamat Sebut Hubungan Jokowi dengan NasDem Bakal Retak: Paling Lama Terjadi Pada Februari 2023
Tribunnews.com/Chaerul Umam
diskusi PARA Syndicate bertajuk PDIP vs Nasdem: Ojo Dibandingke?, di kawasan Jakarta Selatan, Kamis (27/10/2022). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik sekaligus pendiri Lingkar Madani Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti memprediksi hubungan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Partai NasDem akan retak.

Hal itu buntut deklarasi NasDem yang mendukung Anies Baswedan maju sebagai calon presiden (capres) di pemilihan presiden 2024.




Dikatakan Ray, paling lama keretakan hubungan antara Jokowi dan Nasdem akan terjadi pada Februari 2023.

"Saya kira hubungan Pak Jokowi dengan Nasdem ini bakal retak, ini soal waktu saja. Apakah sekarang atau nanti di akhir 2023, tapi paling lama itu bulan Februari 2023 itu akan kelihatan retaknya," kata Ray, dalam diskusi PARA Syndicate bertajuk PDIP vs Nasdem: Ojo Dibandingke?, di kawasan Jakarta Selatan, Kamis (27/10/2022).

Ray membeberkan setidaknya ada lima alasan yang memperkuat hubungan Jokowi dan Nasdem bakal rusak.

Pertama, kata Ray, Jokowi tidak berkenan menanggapi deklarasi pencalonan Anies Baswedan oleh Nasdem.

BERITA TERKAIT

"Beliau (Pak Jokowi).malah menyitir dengan kalimat 'mohon maaf kita lagi bencana' itu jawaban yang sebetulnya sangat dalam dengan mengaitkan situasi politik dengan bencana yang saat itu terjadi di Kanjuruhan Malang," ucap Ray.

Kedua, sikap PDIP yang keras terhadap Nasdem. Sikap tersebut, lanjut Ray, ada hubungannya dengan Jokowi yang bertemu dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri beberapa hari setelah Nasdem mendeklarasikan Anies sebagai bakal calon presiden.

"Dan nyata-nyata Pak Hasto (Sekjen PDIP) menyebut pertemuan itu ya memang membicarakan masalah kebangsaan, itu artinya sudah ada komunikasi pak Jokowi dengan PDIP atau PDIP bersikap lebih tegas terhadap apa yang dilakukam Nasdem terkait dengan deklarasi pencapresan Anies Baswedan," ujar Ray.

Baca juga: Anies Antitesa Jokowi Disebut Ganggu Pemerintahan: Program Jokowi Bakal Dilanjutkan Atau Tidak?

Ketiga, menurut Ray, respons Presiden Jokowi tatkala ditanya mengenai reshuffle atau perombakan kabinet oleh wartawan.

"Ketika ditanyakan kawan-kawan media beberapa hari setelah deklarasi itu, beliau dengan tegas mengatakam 'iya saya akan reshuffle'," ucap Ray.

Keempat yakni pidato Presiden Jokowi saat perayaan HUT ke-58 Partai Golkar, di mana saat itu kepala negara meminta untuk tidak terburu-buru mengumumkam capres.

"Kelima Jokowintidak berkenan memeluk Pak Surya Paloh, di dalam salah satu pertemuannya," kata Ray.

"Saya kira cukup lima bahasa tubuh dan bahasa lisan situasi dari Pak Jokowi menandakan bahwa situasi batin Pak Jokowi dalam kondisi yang betul-betul merasa terpukul deklarasi oleh Nasdem," tandas Ray.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas