Muhammadiyah Berharap Polarisasi Politik pada Pemilu 2019 Tak Terulang di 2024
Sebelumnya, PP Muhammadiyah berharap para pimpinan partai politik dapat mengusung banyak figur untuk Pilpres 2024 mendatang.
Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Abdul Mu'ti berharap pada Pilpres 2024 mendatang diikuti oleh empat pasang calon presiden dan calon wakil presiden atau capres-cawapres.
Pria yang karib disapa Abe itu membeberkan alasan pihaknya mengutarakan harapan tersebut.
Kata dia, salah satunya yakni untuk mengurangi potensi terjadinya polarisasi politik sebagaimana yang terjadi di Pemilu 2019 lalu.
"Yang namanya multiple choice itu ya memang meniscayakan adanya banyak pilihan dan itu saya kira akan mengurangi polarisasi politik yang sisa-sisa 2019 itu," kata Abe kepada awak media di Kantor PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (22/6/2023).
Baca juga: Haedar Nashir Ungkap Kriteria Capres-Cawapres dari Muhammadiyah: Harus jadi Milik Semua Golongan
Dampak dari polarisasi politik di Pemilu 2019, kata dia, masih terasa hingga saat ini.
Kondisi tersebut yang menurut Abe tidak perlu terulang dalam Pemilu 2024 mendatang.
"Karena itu agar polarisasi politik bisa dikurangi dan rakyat bisa punya banyak alternatif ya kami mengimbau kepada partai-partai politik tolonglah buka peluang supaya masyarakat ini punya banyak," tukas dia.
Sebelumnya, PP Muhammadiyah berharap para pimpinan partai politik dapat mengusung banyak figur untuk Pilpres 2024 mendatang.
"Kalau 2 pasang itu menurut saya, saya pinjam istilahnya Rhoma Irama itu, terlalu," kata Abe.
Pernyataan Abe ini didasari karena jika menghitung dari presidential threshold 20 persen yang dimiliki partai koalisi bisa tercipta lebih dari 2 pasangan capres-cawapres.
Kata dia, potensi itu bahkan bisa mencapai 4 pasang.
Abe juga menilai hal itu bagus bagi demokrasi di Indonesia.
"Kalau menurut saya ya itu hitung-hitungannya kan secara persyaratan untuk bisa 4, kalau bisa 4 pasang saya kira bagus," tutur dia.
Perihal harapan 4 pasang capres-cawapres yang berlaga ini, Abe mengenyampingkan terkait dengan proses pemungutan suara yang berpotensi digelar dua putaran.
Sebab, menurut dia, kondisi tersebut belum tentu terjadi.
Karena jika ada salah satu Paslon yang meraih suara lebih dari 50 persen, maka pilpres hanya digelar dalam satu putaran saja.
"Ya 2 putaran dan tidak itu tergantung hasilnya. kan belum tentu juga, bisa jadi 4 (pasangan) tapi satu putaran juga bisa saja kan," ucap dia.
"Kalau misalnya 4 pasang kemudian yang satu itu langsung di atas 50 persen kan bisa saja kan. Kadi tidak otomatis kalau 4 pasang itu 2 putaran," tukas Abe.