Hendropriyono: Banyak Negara Sudah Bentuk Angkatan Perang Ke-4, Indonesia Kapan?
Angkatan perang ke-4 itu adalah angkatan siber yang punya kepala staf-nya sendiri sebagaimana angkatan perang yang sudah ada.
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Hasanudin Aco
“Dalam ilmu organisasi lain organisasi staf dengan organisasi komando. Karena angkatan siber memang khusus untuk perang, sedangkan di intelijen kita yang umum untuk aspek lain, ekonomi, politik. Kalau ini hanya khusus untuk perang, dan 90 persen sipil. Jadi para hacker,” kata dia.
Hendropriyono pun mengatakan Indonesia sepatutnya sadar bahwa era sekarang sudah berubah, dan tak boleh disikapi secara diam.
Apalagi perkembangan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence kian menyulitkan membedakan mana hoaks dan mana yang benar.
“Kita harus sadar bahwa kita ini berada di era yang seperti ini, dan kita tidak bisa diam saja. Tiba - tiba kita diserang kita tidak bisa berbuat apa-apa, jangan kan bertahan, kita nggak bisa menyerang balas,” kata Hendropriyono.
Kaderisasi Generasi Z
Berbicara di tempat serupa, Wali Kota Bogor yang juga Ketua Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) Bima Arya mengatakan banyak pekerjaan rumah yang harus disiapkan sejak dini untuk membentuk generasi Z menuju Indonesia Emas Tahun 2045.
Mengingat generasi Z, saat ini, masih anak bawang tapi mereka yang nantinya menjadi calon pengelola pemerintahan.
Baca juga: Bima Arya: Keberpihakan Hari Ini Tentukan Masa Depan Generasi Z
Hal ini disampaikan Bima dalam acara bincang buku Mimpi Tentang Indonesia yang ditulis Wakil Pemimpin Umum/mantan Pemimpin Redaksi Harian Kompas Budiman Tanuredjo di Bentara Budaya, Palmerah, Jakarta, Selasa (25/7/2023) sore.
“Yang sekarang masih anak bawang, anak ingusan, tapi mereka nanti yang mengelola. Kita siapkannya bagaimana? Mau kita siapkan mereka di tengah kultur pragmatis dan sektarian? Nggak bisa,” kata Bima.
Baca juga: Menuju Transformasi Ekonomi di Indonesia Emas 2045, Menko Airlangga Ungkap Lompatan Besar Pemerintah
Menurutnya, keberpihakan semua elemen, hari ini, termasuk pemerintah, akan menentukan kematangan para generasi muda di masa depan. Berkenaan dengan itu pula lanjut Bima, Apeksi secara serius selama dua tahun terakhir menggandeng anak muda untuk berkolaborasi bersama pemimpin kota.
“Jadi keberpihakan kita hari ini menentukan kematangan mereka di masa depan, makanya di apeksi kami sudah 2 tahun ini sangat serius menggandeng anak muda berkolaborasi bersama pemimpin kota,” katanya.
“Jadi nggak asing dengan birokrasi, nggak kayak termajinalkan dengan pemerintahan. Kita siapkan kanal kepemimpinan buat mereka, jangan sampai leadership scoutingnya itu mentok di jalur itu itu lagi. Jalur partai oke, jalur birokrasi oke, tapi harus ada jalur komunitas kreatif, harus ada jalur dari anak muda yang saat ini punya kompetensi luar biasa kalau berbicara tentang hal-hal untuk 2045,” pungkas Bima.