Fakta-fakta Skripsi Tak Lagi Jadi Syarat Wajib Kelulusan Mahasiswa, Alasan hingga Kata Pihak Kampus
Nadiem Makarim mengeluarkan kebijakan baru terkait syarat kelulusan mahasiswa, skripsi kini tak lagi menjadi syarat wajib syarat lulus mahasiswa
Penulis: Daryono
Editor: Sri Juliati
Kalangan mahasiswa menyambut baik kebijakan Nadiem Makarim yang tidak lagi mewajibkan skripsi sebagai syarat kelulusan.
Fauzanil (20), mahasiswi Prodi Ilmu Komunikasi, Fakultas Sosial dan Humaniora Universitas Muhammadiyah Bandung, mengatakan kebijakan Menteri Nadiem ini sangat membahagiakan.
"Tanpa skripsi, mahasiswa akan lebih fokus dalam mengembangkan kariernya. Tentu mahasiswa akan bahagia karena tidak adanya tekanan untuk membuat skripsi," ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan Prita Hazra (20), rekan sekampus Fauzanil di Prodi Ilmu Komunikasi.
Prita berpendapat, kualitas lulusan tak bisa hanya dilihat semata dari skripsi.
Output-nya bisa berupa project atau hasil karya yang nantinya akan berguna tidak hanya bagi hidup mahasiswa namun juga dapat membantu masyarakat sekitarnya.
"Banyak sekali mahasiswa yang kreatif dan inovatif," ujarnya.
Hanifa Nurfadillah (22), mahasiswi Komunikasi Penyiaran Islam Unisba juga mengaku setuju skripsi tak lagi menjadi satu-satunya syarat kelulusan.
"Proyek akhir dapat dijadikan syarat kelulusan bagi mahasiswa S1. Namun, dengan catatan, proyek itu juga harus memiliki laporan yang menyertainya sebagai bentuk pertanggungjawaban dari proyek tersebut," ujarnya.
Terlepas dari pengerjaannya, baik secara individu maupun kelompok, ujar Hanifa, laporan ini penting sebagai bukti bahwa proyek tersebut juga berisi data yang dapat dipertanggungjawabkan.
"Dengan demikian, proyek yang dibuat dapat dibuktikan memiliki relevansi dengan keterbutuhan masyarakat, atau sebagai bentuk implementasi dari ilmu yang didapat selama perkuliahan."
(Tribunnews.com/Daryono)