Ketua Umum DMI Jusuf Kalla Serukan Qunut Nazilah sebagai Dukungan Perjuangan untuk Bangsa Palestina
Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) M Jusuf Kalla menyerukan kepada seluruh umat Islam kiranya melakukan Qunut Nazilah di sela Salat Jumat (3/11).
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) M Jusuf Kalla menyerukan kepada seluruh umat Islam kiranya melakukan Qunut Nazilah di sela Salat Jumat (3/11/2023).
Ajakan ini menyusul kondisi terkini akibat tindakan tanpa perikemanusiaan Israel terhadap bangsa Palestina.
"Qunut Nazilah dimaksudkan agar pelaku kejahatan kemanusiaan ini diberi hukuman yang setimpal dengan kejahatanmya oleh Tuhan Yang Kuasa. Perjuangan mempertahankan harkat kemanusiaan dari bangsa Palestina ini jika terpaksa harus mati, maka statusnya adalah mati mati syahid sebagai syuhada, sehingga tidak perlu lagi di-shalatgaibkan," kata Jusuf Kalla dalam keterangan yang diterima, Rabu (1/11/2023).
Menurutnya, krisis Palestina Vs Israel ini bukanlah perang antar-agama, melainkan sepenuhnya perjuangan untuk mempertahankan hak-hak kemanusiaan serta kemerdekaan bagi rakyat Palestina.
"Olehnya itu pula diharapkan kepada seluruh komponen bangsa Indonesia, tanpa memandang suku, agama dan ras atas nama kemanusiaan menggalang solidaritas dukungan bagi bangsa Palestina sebagaimana amant dalam Pembukaan UUD 45 serta sikap resmi pemerintah Indonesia yang mendukung perjuangan kemerdekaan bangsa Palestina," kata Jusuf Kalla.
MUI Minta Netanyahu Ditetapkan sebagai Penjahat Perang
Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI, Zainut Tauhid Sa'adi, mengecam penyerangan Israel ke jalur Gaza, Palestina.
Menurut Zainut, penyerangan ini merupakan bentuk tragedi kemanusiaan yang sangat memilukan.
"Israel sudah bertindak beringas dan brutal melampaui batas perikemanusiaan. Tindakan biadab Israel sudah mengarah pada bentuk genosida," ucap Zainut melalui keterangan tertulis, Rabu (1/11/2023).
Zainut menyoroti gempuran Israel yang menyasar perumahan sipil, anak-anak, perempuan, termasuk wartawan perang yang sedang bertugas.
Serangan Israel juga menyasar fasilitas kesehatan termasuk rumah sakit.
Sejumlah rumah sakit utama seperti Rumah Sakit Al Quds, RS Syifa, hingga RS Indonesia di Gaza hampir kena bombardir Israel hingga merusak sebagian bangunan.
"Apa pun alasannya penyerangan Israel yang membabi buta tersebut adalah bentuk kebiadaban, kejahatan kemanusiaan dan pelanggaran HAM yang sangat nyata yang tertuang dalam Konvensi Jenewa," tutur Zainut.
MUI, kata Zainut, mendesak PBB melalui Mahkamah Internasional untuk segera memberikan sanksi kepada Presiden Israel Benjamin Netanyahu untuk ditetapkan sebagai penjahat perang.
Dirinya juga meminta PBB segera mendesak dilakukan gencata senjata dan mendorong untuk dilakukan perundingan damai.
"PBB segera mengirimkan pasukan perdamaian untuk mencegah terjadinya penyerangan yang lebih brutal," ucap Zainut.
Selain itu, dirinya mendorong Pemerintah Indonesia untuk memelopori negara-negara OKI untuk menjadi mediator perundingan damai antara Israel dengan Palestina.
MUI juga menyerukan kepada seluruh umat Islam Indonesia untuk terus mendoakan keselamatan warga Palestina.
Baca juga: Benjamin Netanyahu Ogah Gencatan Senjata dengan Hamas, Pasukan Israel Kian Maju ke Kota Gaza
"Mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada masyarakat sipil korban kebiadaban Israel," pungkas Zainut. (*)