CISDI Luncurkan Buku Putih Kesehatan, Beri 5 Rekomendasi Bangun Sistem Kesehatan Nasional
Selama tiga tahun menghadapi krisis, penduduk Indonesia merasakan langsung dampak dari sistem kesehatan nasional yang nyaris kolaps dihantam wabah.
Penulis: Aji Bramastra
Editor: Dodi Esvandi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pandemi Covid-19 telah memberikan pembelajaran yang sangat berharga bagi dunia kesehatan Indonesia.
Selama tiga tahun menghadapi krisis, penduduk Indonesia merasakan langsung dampak dari sistem kesehatan nasional yang nyaris kolaps dihantam wabah.
Kualitas hidup masyarakat menurun, dan kelompok rentan merasakan dampak terbesar.
Pandemi semestinya menjadi refleksi untuk memperbaiki banyak pekerjaan rumah dan menyempurnakan sistem kesehatan nasional.
Sayangnya, ketidakadilan akses layanan kesehatan masih kerap dijumpai di sejumlah daerah, terutama terhadap kelompok masyarakat rentan.
“Populasi atau masyarakat seharusnya menjadi fokus utama pembangunan kesehatan. Para pembuat kebijakan perlu mendengar suara dan aspirasi masyarakat rentan lantaran kehadiran mereka yang kerap tersisihkan dalam pembangunan kesehatan,” kata Diah Satyani Saminarsih, Founder dan CEO
Cisdi.
Meningkatnya ketidakadilan dan terbatasnya ruang untuk mengakses layanan kesehatan mendorong Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (Cisdi) meluncurkan buku putih Indonesia’s Health Sector Development (2024-2034): Designing a Future for Policy and Delivery atau Pembangunan Sektor Kesehatan Indonesia (2024-2034): Merancang Masa Depan Kebijakan dan Pelayanan Kesehatan pada Senin (13/11/2023).
Baca juga: CISDI: Pengesahan RUU Kesehatan Terburu-buru dan Tidak Transparan
“Agenda pembangunan kesehatan dalam beberapa tahun terakhir belum menjadi prioritas. Cisdi meluncurkan Buku Putih ini sebagai rekomendasi untuk pemerintah terpilih pada pemilu 2024 mendatang sekaligus menegaskan kesehatan masyarakat sebagai prioritas pembangunan nasional,” kata Diah.
Cisdi mencoba memotret isu kesehatan beserta interseksionalitasnya yang mencakup persoalan gender, iklim, kerentanan, kemiskinan, inklusivitas, bahkan keragaman masyarakat lantaran saling mempengaruhi.
Oleh sebab itu, pengambil kebijakan perlu mempertimbangkan percakapan publik, bukti ilmiah, dan pandangan ahli, serta pelibatan publik yang bermakna untuk mengatasi berbagai persoalan kesehatan yang kompleks.
Karenanya, penyusunan buku putih ini melibatkan diskusi dengan 154 narasumber ahli berlatar belakang kesehatan dan non-kesehatan.
Cisid telah menggelar 22 kali sesi diskusi Delphi dengan para pakar.
Tahapan ini mencakup empat sesi Delphi pleno yang diselenggarakan pada September 2023.
Diah mengatakan, sektor kesehatan selama ini memiliki kelemahan dikarenakan pendekatan yang terlalu medis dan teknis serta kurang terhubung dengan sektor pembangunan lainnya.
Baca juga: Yayasan KAKAK dan CISDI Gelar Nobar Film Dokumenter Di Balik Satu Batang