Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Solusi Kreatif Olah Limbah Lewat Bank Sampah: Sungai dan Lingkungan Bebas Cemaran, Warga Raup Cuan

Melalui komunitas Bank Sampah Rukun Santoso Polanharjo Klaten, sampah bisa disulap menjadi produk kreatif seperti dompet, aneka tas, dan baju.

Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Daryono
zoom-in Solusi Kreatif Olah Limbah Lewat Bank Sampah: Sungai dan Lingkungan Bebas Cemaran, Warga Raup Cuan
TRIBUNNEWS/WAHYU GILANG PUTRANTO
Melalui komunitas Bank Sampah Rukun Santoso, masyarakat di Karanglo, Polanharjo, Klaten mampu menghasilkan produk kreatif seperti dompet, aneka tas, hingga baju dan topi dari sampah tak terpakai. 

Selain bisa mendapat uang dari menjual sampah yang layak jual, Bank Sampah Rukun Santoso mampu menyulap sampah menjadi tas hingga baju.

Bahannya dari sampah-sampah yang digolongkan sebagai sampah layak kreasi.

"Misal tutup botol, atau botol yang masih bersih, disendirikan. Botolnya bisa dipakai membuat vas bunga. Kemudian plastik yang mengandung alumunium foil," ujar Sriyono.

Produk tas dari tutup botol bekas karya Bank Sampah Rukun Santoso.
Produk tas dari tutup botol bekas karya Bank Sampah Rukun Santoso. (TRIBUNNEWS/WAHYU GILANG PUTRANTO)

Plastik sampah itu dicuci, dikeringkan, kemudian dicacah menjadi potongan kecil alias kawul sebagai isian tas hingga baju dan topi.

Proses pengumpulan hingga pembuatan aneka produk kreatif ini memberdayakan warga setempat.

"Misalnya pembuatan tas, desainernya ada sendiri, yang jahit sendiri, yang ngisi kawul ada sendiri, jadi bisa merata," ujarnya.

"Yang terlibat banyak, yang memilah sampah ada 2, yang mengambil sampah 2, penjahit ada 6, yang mengisi kawul ada 4 orang," imbuhnya.

Alur pengelolaan sampah menjadi pundi-pundi uang di Bank Sampah Rukun Santoso
Alur pengelolaan sampah menjadi pundi-pundi uang di Bank Sampah Rukun Santoso (GRAFIS: TRIBUN/WAHYU GILANG PUTRANTO)
Berita Rekomendasi

Produk yang sudah jadi kemudian dijual melalui satu pintu, yaitu distro Bank Sampah Rukun Santoso.

Harga produknya beragam, dari Rp 10 ribu hingga ratusan ribu.

Pendapatan dari produk kreatif ini bisa mencapai Rp 15 juta dalam satu bulan.

Selain para wisatawan, ada juga tengkulak yang memborong untuk dijual kembali.

Ekspor hingga Eropa

Produk yang dibuat komunitas Bank Sampah Rukun Santoso tercatat sudah tembus ekspor ke sejumlah negara.

"Pernah dibawa ke Prancis, Belanda, Swedia, India, Inggris. Juga sempat mau ke Kosta Rika namun tidak jadi karena pandemi," ungkap Sriyono.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas