Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Catatan Pengamat Soal PR TNI AU ke Depan dan Kandidat Potensial Pengganti Marsekal Fadjar Prasetyo

Dengan demikian, tugas pembinaan TNI Angkatan Udara (AU) ke depan akan dilanjutkan oleh Perwira Tinggi TNI AU yang menggantikannya.

Penulis: Gita Irawan
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Catatan Pengamat Soal PR TNI AU ke Depan dan Kandidat Potensial Pengganti Marsekal Fadjar Prasetyo
Tangkapan Layar: Kanal Youtube Airmen TV TNI AU
Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com. Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Fadjar Prasetyo akan memasuki usia pensiun pada April 2024 atau bulan depan.

Dengan demikian, tugas pembinaan TNI Angkatan Udara (AU) ke depan akan dilanjutkan oleh Perwira Tinggi TNI AU yang menggantikannya.

Lalu, apa yang menjadi pekerjaan rumah (PR) dalam pembinaan TNI AU ke depan dan siapa saja kandidat yang potensial menggantikan Fadjar?

Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISSES) Khairul Fahmi memandang setidaknya ada tiga aspek yang harus diperhatikan dalam pembangunan kekuatan udara, yaitu aspek organisasi, teknologi dan kesiapan operasi.

Artinya, kata dia, organisasi harus dikembangkan agar sesuai ragam ancaman dengan mempertimbangkan kondisi geopolitik-geostrategis.

"Juga harus mampu menjawab tantangan dan mengantisipasi kendala," kata Fahmi ketika dihubungi Tribunnews.com pada Senin (4/3/2024).

Berita Rekomendasi

Terkait aspek teknologi, ia mengatakan dibutuhkan alutsista udara yang bukan saja modern, tapi juga siap tempur, memiliki efek deteren yang memadai serta mampu beroperasi multimisi dan multi peran baik itu pesawat tempur, pesawat angkut, artileri pertahanan udara bahkan sistem radar.

Dari sisi kesiapan operasi, kata dia, meliputi upaya memelihara kesiapsiagaan tempur dan meningkatkan kecakapan SDM dalam pengembangan strategi operasi, serta penggunaan dan pemeliharaan alutsista.

"Memastikan alutsista dalam keadaan terawat, terpelihara dan siap tempur, juga memastikan ketersediaan dukungan logistik," kata dia.

Selain itu, menurutnya Perang Rusia-Ukraina menunjukkan bagaimana pentingnya dominasi kekuatan udara (air power), baik melibatkan pesawat berawak, tak berawak, dan berbagai varian alutsista udara dengan persenjataannya.

Begitu juga bagi Indonesia, kata dia, kekuatan udara nasional berperan penting menjaga kedaulatan NKRI di udara.

Dengan keberadaan pesawat tempur andal, menurutnya TNI AU akan disegani di kawasan.

Dalam konteks postur pertahanan udara Indonesia, kata Fahmi, belanja alpalhankam-alutsista harus dilihat sebagai bagian dari keseluruhan upaya meningkatkan kemampuan TNI AU.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas