Kisah Pengajar Muda Sulawesi Utara: Berbekal Prakerja, Antar Siswa Berkebutuhan Khusus Juara Lomba
Menjadi pengajar, apalagi di usia muda tak pernah terbayangkan sebelumnya oleh Frangky Mamentiwalo (29), pemuda asal Manado, Sulawesi Utara.
Penulis: Ashri Fadilla
Editor: Adi Suhendi
Tak berselang lama, dia dipercaya menjadi operator di Sekolah Luar Biasa (SLB) AGCA Center, Manado pada tahun 2020.
Dari situlah perjalanan baru Frangky dimulai.
Di SLB, Frangky tak hanya dipercaya menjadi operator, tetapi juga magang sebagai pengajar.
"Empat bulan itu operator, sembari itu coaching untuk pegang kelas anak autis. Jadi coaching itu satu guru yamg sudah tahu dan saya (dalam satu ruangan)," katanya.
Selama menjadi guru SLB, Frangky pernah mengantar muridnya untuk mengikuti lomba desain di ajang Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FL2SN) Provinsi Sulawesi Utara tahun 2023.
Sang murid kemudian membawa pulang titel juara 2 dari ajang tersebut.
Keberhasilan itu diakuinya tak terlepas dari peran Prakerja, yakni pelatihan desain yang pernah diikutinya.
"Jadi apa yang kita dapat ilmu di Prakerja, itu yang akhirnya dia juara 2 di FL2SN tingkat provinsi," katanya.
Rencananya, tahun ini muridnya akan kembali bertarung di perlombaan yang sama.
Keahlian pewarnaan di Adobe Ilustrator yang didapat dari pelatihan Prakerja akan terus dimanfaatkan untuk melatih anak didiknya.
"Tahun ini pun dia akan ikut kembali, Martha. Dia mendesain kaos dengan gambar animasi di tablet pen. Jadi dia punya dasar-dasar rupa pewarnaan, kita ambil dari Adobe Ilustrator yang sudah kita dapat itu kan."
Manfaat serupa, yakni untuk mendidik anak bangsa juga dirasakan Dwi Sanjaya Nurdin (25), guru muda di SDN 1 Pobundayan, Kabupaten Kotamobagu, Sulawesi Utara.
Pelatihan yang diikutinya pun tak jauh beda dengan Frangky, masih seputar desain.
Saat lulus Prakerja Gelombang ke-37, Dwi langsung memilih pelatihan Desain Canva.