Kisah Pengajar Muda Sulawesi Utara: Berbekal Prakerja, Antar Siswa Berkebutuhan Khusus Juara Lomba
Menjadi pengajar, apalagi di usia muda tak pernah terbayangkan sebelumnya oleh Frangky Mamentiwalo (29), pemuda asal Manado, Sulawesi Utara.
Penulis: Ashri Fadilla
Editor: Adi Suhendi
Berawal dari niat untuk sekadar mencari tambahan dari insentif Prakerja, pada akhirnya dia menjalani pelatihan dengan sungguh-sungguh sampai praktiknya.
"Kalo dari kuliah itu sebenarnya Prakerja itu taunya cuma dari teman. katanya ikut saja Prakerja itu katanya mau diberi insentif. Tiba saat hari pelatihannya, saldonya itu harus dibelanjakan untuk pelatihan, saya coba lah pelatihannya," ujar Dwi.
Dari pelatihan Desain Canva, materi ajarnya dapat dikemas dengan visual yang menarik.
Bahkan di antaranya, materi pelajaran dikemas dalam bentuk komik.
"Di situ saya otak-atik bisa dibuat komik untuk pembelajaran. Kemudian bisa dibuat gambar dan suara yang menarik minat peserta didik belajar," katanya.
Tak hanya Desain Canva, Dwi juga mengambil pelatihan Cara Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Pelatihan itu memang dibutuhkannya sebagai pengajar.
Selain kebutuhan administrasi, penyusunan RPP juga menjadi salah satu bahan untuk evaluasi proses belajar-mengajar.
"Saya beli itu cara merancang RPP, karena itu administrasi. Itu juga bisa jadi evaluasi sebagai pendidikan bagaimana pembelajaran yang berlangsung saat itu akan dimodifikasi di hari berikutnya agar sesuai dengan tujuan pembelajaran," ujar Dwi.
Semangat mengajarnya semakin besar, mengingat sekolahnya berlokasi di kampung halamannya, lima jam dari ibu kota Sulawesi Utara, Manado.
Berbekal skill dari pelatihan-pelatihan yang diikutinya, guru-guru yang lebih senior pun ikut antusias untuk mengemas pembelajaran lebih menarik.
"Sekolah tempat saya mengajar sekarang itu SD saya dulu. Jadi membangun kampung halaman," katanya.