Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Batasi Ketergantungan Impor dan Penuhi Kebutuhan Susu dengan Pemberdayaan Peternak Sapi Perah Lokal

Tercatat pada tahun 2020, konsumsi susu masyarakat Indonesia baru sekitar 16,27 kg/kapita atau setara dengan 46 ml/kapita/hari

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Batasi Ketergantungan Impor dan Penuhi Kebutuhan Susu dengan Pemberdayaan Peternak Sapi Perah Lokal
Istimewa
Ilustrasi peternak sapi perah penghasil susu. 

Faktor lain yang menjadi tantangan adalah produksi susu yang menurun akibat adanya wabah Penyakit Mulut dan Kaki (PMK) yang berdampak pada kematian sapi dan produksi susu menurun hingga 40 persen.

Selain itu, sanitasi yang buruk pada kandang sapi akibat kotoran yang tidak dikelola menimbulkan dampak pencemaran air dan tanah, serta gas rumah kaca.

Berbagai keterbatasan yang dihadapi peternak tersebut berpengaruh pada rendahnya kualitas susu yang dihasilkan.

Dalam konteks Indonesia, peternak sapi perah sangat bergantung pada koperasi lokal dalam hal pendanaan, pengelolaan bisnis, dan berbagi pengetahuan.

Meskipun demikian, koperasi lokal juga menghadapi tantangan serupa yaitu terbatasnya kapasitas pengelolaan peternakan dan kesehatan, model bisnis, pengelolaan keuangan dan organisasi.

Karena ketergantungan ini, intervensi perlu dilakukan pada kedua pihak.

Yayasan Rumah Energi (YRE), Sarihusada Generasi Mahardhika (SGM) dan PRISMA sejak tahun 2023 telah menjalankan program kolaborasi Local Milk Sourcing (LMS) yang menyasar peternak lokal dan koperasi di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta  (DIY).

BERITA REKOMENDASI

Program LMS memiliki beberapa sasaran spesifik, diantaranya, meningkatkan kapasitas dan pengetahuan bagi koperasi dan peternak dalam praktik peternakan yang baik dan peningkatan bisnis susu; penguatan infrastruktur untuk memperkuat pengelolaan usaha susu segar, pencatatan digital terkait susu, ternak dan kesehatan hewan; uji coba dan inovasi untuk meningkatkan efisiensi kerja, produktivitas, dan peningkatan kualitas kerja peternak; serta peningkatan pengelolaan lingkungan bagi peternak sapi perah skala kecil melalui biogas untuk mengurangi limbah kotoran ternak dan emisi metana.

Sumanda Tondang, Direktur Eksekutif Yayasan Rumah Energi menjelaskan, sejak dimulainya proyek pada Januari 2023, LMS telah melakukan intervensi pada penerapan Praktik Peternakan Sapi Perah yang Baik atau Good Dairy Farming Practices.

"Melalui program LMS ini kami memberikan pelatihan dan pendampingan intensif kepada peternak sapi perah lokal untuk meningkatkan produktivitas serta kualitas susu yang dihasilkan. Selain itu, kami juga memfasilitasi tiga koperasi lokal untuk peningkatan kapasitas melalui rangkaian kegiatan pelatihan, memberikan akses energi terbarukan biogas, serta pengadaan sarana penunjang unit pengolahan susu dan juga peternakan, karena tidak dapat dipungkiri bahwa koperasi memiliki peranan penting dalam rantai bisnis susu khususnya di tingkat tapak. Harapannya program LMS ini akan membantu peternak untuk mencapai ketahanan pangan dan energi," jelas Sumanda.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas