5 Fakta Sejumlah Tokoh Muda Nahdlatul Ulama Bertemu Presiden Israel, Zainul Maarif Buka Suara
Berikut lima fakta pertemuan lima aktivis Nahdlatul Ulama (NU) dengan Presiden Israel, Isaac Herzog yang menjadi perbincangan.
Editor: Wahyu Aji
Adapun sanksi dari Unusia itu lantaran Maarif merupakan salah satu dosen di universitas tersebut.
Sebelumnya, Zainul Maarif membeberkan maksud pertemuan dengan Presiden Israel tersebut.
Hal itu disampaikannya dalam unggahan foto dirinya bersama dengan aktivis NU lainnya dan Isaac Herzog di akun Instagram pribadi, @zenmaarif.
Dalam takarir yang dituliskannya, pertemuan antara Herzog dan lima aktivis NU itu membahas soal konflik Hamas-Israel.
Selain itu, sambungnya, turut membahas soal hubungan antara Indonesia dan Israel.
"Terkait konflik antara Hamas-Israel, dan relasi Indonesia-Israel, saya bersama rombongan berdialog langsung dengan Presiden Israel, Isaac Herzog (yang duduk dengan dasi biru) di Istana Sang Presiden. Semoga hasil terbaik yang dianugerahkan untuk kita semua," tulisnya dalam unggahan foto pertemuannya dengan Herzog, dikutip pada Senin (15/7/2024).
Pada takarir yang sama, Maarif turut mengkritik langkah pemboikotan yang dilakukan berbagai pihak untuk mengecam tindakan penyerangan Israel ke Gaza.
"Saya bukan demonstran, melainkan filsuf agamawan. Alih-alih demonstrasi di jalanan dan melakukan pemboikotan, saya lebih suka berdiskusi dan mengungkapkan gagasan," tulisnya.
5. Zainul Maarif Bakal Disidang Etik Unusia sebagai Dosen
Selain itu, Maarif juga bakal disidang etik oleh Unusia sebagai dosen setelah pertemuannya dengan Isaac Herzog.
Unusia menganggap pertemuan Maarif dengan Presiden Israel tersebut mempengaruhi reputasi dan bertentangan denga nilai-nilai yang dianut kampus.
"Unusia akan menggelar sidang etik terhadap Saudara Zainul Maarif untuk mempertanggungjawabkan aktivitas yang bersangkutan mengingat kunjungan tersebut berdampak langsung bagi reputasi Unusia dan bertentangan dengan dengan nilai-nilai yang dianut Unusia," ujar Unusia dalam keterangan resminya dikutip dari laman NU.
Pada keterangan resmi tersebut, Unusia juga membantah bahwa pertemuan yang dihadiri oleh Maarif tersebut mengatasnamakan kampus.
"Pertemuan Saudara Zainul Maarif dengan Presiden Israel adalah aktivitas individual dan tidak memiliki keterkaitan apa pun dengan Unusia sebagai lembaga pendidikan di bawah naungan Perkumpulan Nahdlatul Ulama yang menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi di Indonesia," jelasnya.
Kampus milik NU itu juga menekankan bahwa pihaknya mendukung kemerdekaan Palestina dan mengecam agresi Israel.
"Unusia mendukung sepenuhnya kemerdekaan Palestina dan mengecam keras praktik genosida oleh Israel terhadap bangsa Palestina yang hingga kini masih terus berlangsung," pungkas Unusia dalam keterangannya.