Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

PROFIL KH Said Aqil Siroj, Pernah Larang Kerja Sama dengan Lembaga Berafiliasi Israel Saat Pimpin NU

Kali ini, namanya disebut-sebut buntut polemik pertemuan kader NU dengan Presiden Israel beberapa waktu lalu.

Penulis: Malvyandie Haryadi
zoom-in PROFIL KH Said Aqil Siroj, Pernah Larang Kerja Sama dengan Lembaga Berafiliasi Israel Saat Pimpin NU
Istimewa
KH Said Aqil Siroj. Ia pernah mengeluarkan surat edaran berisi larangan bekerja sama  dengan lembaga terafiliasi Israel ketika dirinya menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). 

Atas hal itu, Said menjadi tak asing didengar di kalangan NU.

Said diketahui beristri Nur Hayati Abdul Qodir. Dari pernikahannya, Said dan Nur Hayati dikaruniai empat buah hati.

Keempat anaknya dinamai Muhammad Said Aqil, Nisrin Said Aqil, Rihab Said Aqil, dan Aqil Said Aqil.




Rekam jejak di NU

Dikutip dari rminubanten.or.id, Kang Said disebut telah berkiprah di NU sejak 1994. Saat itu, dirinya sebagai wakil Khatib Aam PBNU periode kepemimpinan Gus Dur.

Jika dirunut, tahun ini merupakan tahun ke-27 Said berkiprah di NU.

Hingga kemudian, pada 2010 ia terpilih secara demokratis sebagai Ketum PBNU masa khidmat 2010-2015 dan kembali terpilih periode 2015-2020 hasil muktamar di Tebuireng, Jombang, Jawa Timur.

BERITA TERKAIT

Situs tersebut mengungkapkan bahwa Said merupakan figur kiai yang jujur, istikamah bersikap tawadlu', qona'ah, karismatik, dan sesekali terkadang kontroversial.

Gus Dur bahkan disebut menjuluki Said adalah 'kamus berjalan' dikarenakan ia mampu menulis disertasi dengan daftar pusaka 1.000 kitab dan buku.

Disertasi itu berjudul "Shilatullah bi Al Kauni fi Al Tashawwufi Al Falsafi".

Said juga disebut satu di antara banyak ketum PBNU yang cukup berhasil memimpin NU dengan banyak terobosan di bidang kemajuan Nahdliyyin (warga NU).

Pendidikan

Said memiliki latar belakang pendidikan di Madrasah Tarbiyatul Mubtadi'ien Kempek, Cirebon.

Kemudian, ia melanjutkan di Hidayatul Mubtadi'en Pesantren Lirboyo, Kediri, pada 1965-1970.

Selanjutnya, Said melanjutkan pendidikan di Pesantren Al-Munawwir Krapyak, Yogyakarta, pada 1972-1975.

Ia menempuh strata 1 (S1) Ushuluddin dan Dakwah di Universitas King Abdul Aziz pada 1982 serta S2 perbandingan agama di Universitas Umm al-Qura, Mekkah, pada 1987.

Said juga menempuh S3 Aqidah dan Filsafat Islam di Universitas Umm al-Qura, Mekkah, pada 1994.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas