Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Media Asing Beritakan Jokowi Berkantor di Ibu Kota Baru, Soroti Pembangunan IKN yang Lambat

Media asing menyoroti soal pembangunan IKN yang lambat, sebut Prabowo akan berada dalam posisi sulit setelah dilantik.

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Media Asing Beritakan Jokowi Berkantor di Ibu Kota Baru, Soroti Pembangunan IKN yang Lambat
Foto: Sekretariat Presiden
Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno meninjau sejumlah ruangan yang ada di kawasan Istana Kepresidenan Ibu Kota Nusantara (IKN), termasuk Kantor Presiden, Senin (29/7/2024). 

"Sebagian besar gedung di ibu kota baru belum selesai, dengan beberapa gedung kementerian hanya memiliki lantai bawah yang dapat digunakan," tulis The Guardian.

Sementara itu, Reuters menyoroti ketidakjelasan alasan Ketua Otorita IKN, Bambang Susantono, dan Wakilnya, Dhony Rahajoe, mundur dari megaproyek tersebut.

"Keraguan semakin (soal pembangunan IKN) dalam bulan lalu setelah dua pejabat tinggi yang mengawasi proyek tersebut mengundurkan diri tanpa penjelasan," bunyi artikel Reuters.




Di sisi lain, AP membahas soal kemungkinan batalnya pelantikan Presiden terpilih dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, di IKN.

AP juga menyinggung, kurangnya investor dalam megaproyek IKN, bisa menempatkan Prabowo dalam posisi yang sulit setelah dilantik.

Sebab, janji-janji kampanye Prabowo adalah melanjutkan proyek-proyek penting Jokowi, termasuk IKN.

Baca juga: Pengusaha Minta Insentif Modal untuk Bangun Mal di IKN

"Minimnya investor dalam megaproyek tersebut juga menempatkan Prabowo dalam posisi sulit setelah dilantik."

BERITA TERKAIT

"Dengan tagline keberlanjutan sebagai janji kampanyenya selama pemilihan presiden, Prabowo berjanji akan melanjutkan proyek-proyek penting Jokowi, termasuk IKN," tulis AP.

Soal pembangunan IKN yang dianggap lambat, Profesor madya sains, teknologi, dan masyarakat di Nanyang Technological University Singapura, Sulfikar Amir, memberikan komentar.

Amir mempertanyakan kecepatan pelaksanaan proyek ambisius itu.

Ia mengatakan, ketergesaan dalam memutuskan pemindahan ibu kota baru dan melaksanakan pembangunannya, telah memengaruhi pembiayaan dan perencanaan proyek secara signifikan.

"Siapa yang mau bekerja di tengah hitan dengan minimnya infrastruktur?" kata Amir, di akhir artikel The Guardian.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas