Survei Indikator: Mayoritas Publik Ingin Ada Oposisi Kuat di DPR Untuk Kontrol Pemerintahan Prabowo
Hasil survei yang dilakukan Indikator Politik terungkap mayoritas publik menginginkan adanya oposisi yang kuat di DPR
Editor: Adi Suhendi
"Dari yang mengetahui, mayoritas setuju. Tingkat persetujuan lebih rendah pada kelompok usia paling muda, etnis Minang dan Melayu, wilayah Jakarta dan Maluku-Papua," kata Hendro.
Meski begitu, masih menurut survei yang sama, mayoritas responden dengan angka 55,8 persen menginginkan adanya oposisi yang kuat di DPR untuk mengontrol jalannya pemerintahan Prabowo-Gibran.
Publik Yakin Pemerintahan Prabowo
Hasil survei Indikator pun mengungkap sebanyak 18,5 persen sangat yakin dan 64,9 persen publik yakin Prabowo Subianto mampu memimpin Indonesia ke depan menjadi lebih baik.
"Jumlahnya kalau kita gabungkan menjadi 83,4 persen. Jadi ini tinggi sekali keyakinan warga saat ini, sekaligus menunjukkan harapan sebenarnya," ujar peneliti utama Indikator, Rizka Halida, dalam rilis Survei yang disiarkan Channel Youtube Indikator Politik Indonesia, Jumat (4/10/2024).
Empat Persoalan Mendesak yang Harus Diselesaikan Pemerintahan Prabowo
Selain itu, Indikator Politik juga menanyakan kepada responden masalah mendesak yang harus diselesaikan pemimpin nasional lima tahun ke depan.
Dalam survei itu, terdapat empat jawaban yang mendapatkan proporsi di atas 10 persen.
"Di sini yang paling banyak dinilai sebagai permasalahan mendesak adalah mengendalikan harga kebutuhan pokok, 29,7 persen. Kemudian menyediakan lapangan kerja atau pengangguran, 19,3 persen," ungkap Rizka.
Kemudian selanjutnya, adalah tentang kemampuan mengurangi kemiskinan sebesar 12,7 persen dan pemberantasan korupsi, 10,1 persen.
"Ini empat jawaban teratas. 10 persen ke atas yang menurut warga harus diselesaikan pemimpin nasional lima tahun ke depan. Masalah lain banyak juga yang dijawab oleh publik, tetapi itu empat yang teratas kaitannya terutama dengan ekonomi dan pemberantasan korupsi," kata Rizka.
Diketahui survei ini dilakukan pada periode 22-29 September 2024.
Jumlah responden sebanyak 1.200 warga Indonesia.
Sementara itu, sampel tambahan diambil dari 11 provinsi terbesar, yakni Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jakarta, Jabar, Jateng, Jatim, dan Sulawesi Selatan dengan masing-masing wilayah terdapat 300 responden, sementara Sumbar menjadi 200 responden.
Metode survei yang dipakai adalah multistage random sampling.
Margin of error sekitar 2,3 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.