Yenny Wahid Mengaku Siap Jadi Mediator antara Cak Imin dan Gus Yahya
Putri Presiden Keempat RI Abdurrahman Wahid yakni Yenny Wahid angkat bicara terkait konflik yang terjadi antara PBNU dan PKB.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Putri Presiden Keempat RI Abdurrahman Wahid yakni Yenny Wahid angkat bicara terkait konflik yang terjadi antara PBNU dan PKB.
Ia mengatakan kalangan akar rumput NU merasa gelisah melihat ada semacam perpecahan antara PKB dengan PBNU.
Untuk itu, menurutnya perpecahan tersebut perlu direkatkan kembali mengingat PKB dan PBNU adalah bagian dari NU.
Yenny pun rela untuk mengesampingkan sejarah hubungannya dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin selama ini.
Ia menyatakan siap menjadi mediator dalam konflik yang terjadi di antara Cak Imin dan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Stacuf atau Gus Yahya.
Hal itu disampaikannya usai menghadiri Turnamen Sport Climbing Open Championship Indonesian Armed Forces Panglima TNI Cup 2024 di Senayan Jakarta pada Rabu (9/10/2024).
"Saya sendiri, teman-teman tahulah bahwa saya dengan Cak Imin punya sejarah ya. Ada catatan di sana. Tetapi demi NU saya siap untuk menjadi mediator antara Cak Imin dan Gus Yahya," kata Yenny.
Yenny mempersilakan keduanya bila menghendaki berdialog dengannya untuk menyelesaikan konflik tersebut.
Menurutnya, perbedaan kepentingan politik antara keduanya lebih baik diselesaikan secara bersama-sama.
"Sudah kita lemparkan wacananya. Silakan kalau mau ini, saya ada sini, kalau mau buruan silakan. Karena habis ini kita sudah mau pertandingan-pertandingan luar negeri. Takutnya udah enggak ada di Indonesia lagi," kata Yenny yang juga Ketua Umum Federasi Panjat Tebing Indonesia itu.
Sebelumnya, ketegangan politik antara PBNU dan PKB mengemuka di media massa.
Gus Yahya dan Cak Imin
Konflik antara Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mengalami peningkatan eskalasi ke titik yang serius.
Keduanya kerap tak sepaham sejak Ketua Umum PBNU diduduki oleh Yahya Cholil Staquf pada 24 Desember 2021.
Berbagai perdebatan terjadi, mulai dari masalah Mars 1 Abad Nahdlatul Ulama (NU), hingga pernyataan tentang PKB bukan representasi dari NU.
Bukan rahasia umum bahwa Yahya dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin kerap tak sepaham dan saling melontarkan kritik.
Belakangan, konflik kembali memanas setelah Yahya menuding pembentukan Pansus Hak Angket Haji 2024 DPR RI dibuat karena persoalan pribadinya dengan Cak Imin.
Ia menganggap, Cak Imin mengincar dirinya melalui adiknya, Yaqut Cholil Qoumas yang menjabat sebagai Menteri Agama (Menag)
Pasalnya, pansus haji bakal melakukan penyelidikan atas berbagai kebijakan haji dari Kementerian Agama (Kemenag) yang dianggap tak sesuai aturan.
“Makanya itu kami juga, gara-gara marah kepada PBNU, terus adik saya diincar apa bagaimana kan begitu sih. Kita enggak tahu, kita lihat saja nanti bagaimana ya,” ucap Yahya dalam konferensi pers di Hotel Bidakara, Jakarta, Minggu (28/7/2024).
Tak terima dengan tudingan itu, Cak Imin menyatakan bahwa tak ada hubungan antara pansus haji dengan PBNU dan PKB.
Ia mengatakan pansus haji dibentuk karena Komisi VIII DPR RI merasa tak mendapatkan keterangan yang mumpuni dari Kemenag, terutama soal pembagian kuota haji tambahan yang juga dibagi ke program haji khusus.
“Enggak ada urusannya dengan PKB atau PBNU, paham?” kata Cak Imin dihubingi Kompas.com, Senin (29/7/2024).
Terbaru, PBNU bakal membuat Tim Lima untuk merebut PKB dari kepemimpinan Cak Imin.
Sekretaris Jenderal PBNU Saifullah Yusuf atau Gus Ipul mengklaim PKB saat ini sudah melenceng dari PBNU yang menjadi organisasi pembentuknya.
“Langkah ini setelah melihat pernyataan elite-elite PKB yang ahistoris,” ucap Ipul, Jumat (26/7/2024).