Waspada Hujan, 2 Petani Indramayu Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh ke Gubuk di Tengah Sawah
Dua petani di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, tersambar petir saat tengah berteduh di sebuah gubug di tengah sawah saat turun hujan lebat.
Editor: Choirul Arifin
"Informasi ketiga anak tersebut sedang main mencari belalang di sawah," kata Oki, dikutip dari Kompas.com.
Saat sedang asik mencari belalang, tiba-tiba petir menyambar korban. Korban meninggal dunia dan ada bekas luka bakar di sekujur tubuhnya, terutama di bagian dada.
Sementara dua teman korban, A (12) dan WM (9), ketakutan dan lari ke perkampungan untuk melaporkan kejadian tersebut.
Warga yang mendengar teriakan kedua bocah tersebut langsung bergegas untuk mengevakuasi korban.
"Korban setelah tersambar petir tergeletak di sawah terus dievakuasi, terus saya memberitahu ibunya," jelas Oki.
Korban pun langsung diserahkan ke keluarganya untuk dimakamkan.
Di Gresik, bocah berinisial DV (13) warta Kelurahan Kroman, Kecamatan Gresik, Kabupaten Gresik, Jawa Timur meninggal dunia saat main petak umpet.
Dia main petak umpet saat hujan tiba.
Lurah Kroman, Fathan menuturkan korban meninggal ketika main petak umpet di sekitar Satpolaorit Polres Gresik.
Fathan menambahkan, korban meninggal karena diduga tersengat listrik. "Benar, warga kami yang diduga kesetrum," ucap Fathan lurah Kroman, dikutip dari TribunJatim.com.
Sementara itu, Kasat Polairud Polres Gresik, AKP Winardi menuturkan, pihaknya saat ini belum memastikan penyebab tewasnya korban.
Pasalnya, di lokasi kejadian, ada kontainer yang digunakan untuk istirahat anggotanya.
"Kami masih selidiki, yang jelas dari hasil visum tidak ada tanda kekerasan, dan pihak keluarga menerima sebagai musibah, tidak menuntut ke siapapun dan tidak berkenan di otopsi," bebernya.
Sedangkan Kanit Gakkum Satpolairud Polres Gresik, Iptu Hajar Widagdo menuturkan, penyebab kematian korban ditindaklanjuti oleh Polsek Kota.
"Terkait kepastian bocah yang meninggal apa benar akibat kesetrum atau tidak. Kami belum bisa menyimpulkan,” imbuhnya.
Kedua kejadian tersebut tentunya bisa jadi pengingat bahaya cuaca ekstrem yang saat ini terjadi, terutama ketika beraktivitas di luar ruangan.
Laporan Reporter Muhammad Renald Shiftanto/Willy Abraham/Bayu Apriliano/Handhika Rahman