Cadangan Aset Stablecoin Tether Turun 16 Miliar Dolar AS di Kuartal Kedua 2022
Cadangan aset stablecoin ini pada akhir Juni tercatat berjumlah 66,4 miliar dolar AS, turun dari 82,4 miliar dolar AS pada akhir Maret lalu.
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Cadangan aset Tether, stablecoin terbesar di dunia berdasarkan nilai pasarnya turun sebanyak 16 miliar dolar AS pada kuartal kedua tahun ini.
Cadangan aset stablecoin ini pada akhir Juni tercatat berjumlah 66,4 miliar dolar AS, turun dari 82,4 miliar dolar AS pada akhir Maret lalu.
Dikutip dari Reuters, pernyataan cadangan aset Tether yang diungkapkan pada situs webnya datang setelah stablecoin ini mengatakan telah bekerja sama dengan perusahaan akuntansi Binder Dijker Otte (BDO) Italia untuk merilis laporan pengesahan publik setiap bulan.
Baca juga: Tether Merilis Token USDT Baru di Jaringan Blockchain Tezos
Laporan pengesahan publik berisi data-data mengenai jumlah stablecoin yang diterbitkan dan besaran cadangan aset perusahaan.
Stablecoin adalah jenis cryptocurrency yang dirancang untuk menjaga stabilitas harga dan didukung oleh aset cadangan lainnya.
Aset kripto ini banyak digunakan dalam perdagangan cryptocurrency, untuk memindahkan dana antara cryptocurrency yang berbeda atau ditukar menjadi uang tunai biasa.
Regulator keuangan di seluruh dunia telah memperingatkan, stablecoin dapat menimbulkan risiko terhadap stabilitas keuangan yang lebih luas. Inggris menjadi salah satu negara yang ingin mengatur peredaran aset kripto ini.
Tether mengatakan koinnya mempertahankan nilainya dengan memegang cadangan dalam mata uang dolar agar sesuai atau dapat melebihi nilai token Tether yang beredar.
Pada bulan Juni, Chief Technology Officer Tether Paolo Ardoino mengatakan dalam sebuah tweet-nya, Tether telah memproses penembusan senilai 16 miliar dolar AS.
Baca juga: Jangan Terkecoh Bullish Bitcoin, Ternyata Seperti Ini Prediksi Pasar Cryptocurrency Pada 2027
Dalam laporannya yang diterbitkan Jumat kemarin, Tether menyatakan penebusan ini adalah alasan mengapa cadangan asetnya menurun. Runtuhnya pasar kripto telah mendorong investor untuk menukar kepemilikan Tether mereka ke dolar.
"Laporan itu sendiri terlihat positif untuk Tether, karena memperkuat bahwa mungkin tidak ada bank run yang cukup besar untuk menurunkan mereka ke bagian perbendaharaan mereka yang mungkin dipertanyakan," kata mitra investasi di Securitize Capital, Joseph Edwards.
Namun Edwards mempertanyakan keputusan Tether untuk bekerja sama dengan BDO Italia.
"Bagian yang dipertanyakan dari laporan tersebut adalah pergantian auditor lagi, terutama mengingat bahwa itu ke divisi yang tidak ada kehadirannya di pasar berbahasa Inggris. Mereka berada dalam hak mereka untuk melakukannya, tetapi itu tidak akan banyak membantu untuk membungkam para kritikus," tambah Edwards.
Tether mengatakan, BDO adalah salah satu dari lima firma akuntansi terbesar di Eropa berdasarkan pendapatannya. Tether menambahkan, bekerja sama dengan BDO Italia sejalan dengan komitmen mereka untuk bekerja dengan perusahaan yang lebih besar dan berpengalaman.