Melatih Anak Berpuasa, Psikolog Sarankan Cara Pendekatan yang Menyenangkan untuk Anak
Psikolog menyebutkan, dalam melatih anak berpuasa, orang tua perlu melakukan cara-cara pendekatan yang menyenangkan. Berikut Penjelasan Psikolog.
Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
Editor: Whiesa Daniswara
"Puasa yang menyenangkan itu ya konsep awalnya," kata Maya.
5. Menjadikan waktu berbuka sebagai momen kebersamaan dengan keluarga
Selanjutnya, Maya mengatakan, orang tua harus membuat momen berbuka puasa di rumah sebagai saat yang ditunggu-tunggu oleh anak.
"Hidangan tidak harus yang mewah tapi bagaimana kebersamaan, diusahakaan buka puasa harus berkumpul bareng," kata Maya.
Menurut Maya, momen stay at home saat ini membawa hikmah bagi keluarga untuk dapat menjalankan ibadah bersama di rumah.
"Kita bisa benar-benar all out mengajarkan anak berpuasa karena ketika buka puasa keluarga jadi kumpul bareng," ujar Maya.
"Bareng itu menyenangkan banget buat anak, yang mungkin jarang waktu dulu dilakukan karena mungkin ayah masih bekerja," tambahnya.
6. Berikan apresiasi secara langsung dengan sentuhan fisik
Maya menyebutkan, tidak ada salahnya untuk memberikan penghargaan atau reward pada anak yang sedang berlatih puasa.
Tidak harus berupa uang, menurut Maya, orang tua dapat memberikan apresiasi secara langsung dengan pelukan ataupun pujian terhadap sang anak.
"Jadi misalnya gini, ada mungkin beberapa orang tua yang berpendapat 'nanti kalau kamu puasa sekian, nanti kamu saya kasih uang loh,' tidak harus berupa seperti itu," kata Maya.
"Tapi mungkin dengan ketika berbuka puasa kita memeluk, kemudian mengatakan anak solehah, anak soleh, hebat loh udah puasa, itu sudah sesuatu yang luar biasa dengan memberikan sentuhan fisik pada anak-anak," sambungnya.
Maya kembali menekankan, memberi penghargaan berupa uang ataupun barang tidak ada salahnya.
Namun, setiap orang tua memiliki kewajiban untuk menerangkan pada anak-anaknya mengenai penghargaan yang ia berikan tersebut.
"Orang tua memberikan reward dengan ini itu tujuannya apa? Yang kita reward adalah prosesnya, bukan hasilnya," kata Maya.
"Prosesnya menahan lapar, menahan amarah, itu yang kita sampaikan ketika memberikan hadiah, memberikan amplop begitu, kita sampaikan kepada anak, 'kakak hebat karena sudah satu bulan selesai loh. ini mama berikan karena kamu sudah bisa satu bulan menahan begini, begini,' itu disampaikan di akhir," tambahnya.
Maya menyebutkan, apresiasi secara langsung adalah hal yang dibutuhkan anak-anak.
Menurutnya, hal tersebut akan membuat anak dengan sendirinya menanti-nanti untuk kembali berpuasa karena ia merasa hal itu menyenangkan.
7. Tidak perlu memberi hukuman
Sementara itu, untuk anak yang masih kecil dan sedang dalam tahap belajar berpuasa, tidak perlu diberi hukuman.
"Misalnya 'nggak boleh main loh, nanti uangnya mama potong loh,', nggak perlu karena bukan itu yang dibutuhkan," kata Maya.
"Karena akhirnya konsep yang ada di pikiran anak bahwa dia berpuasa itu bukan karena kecintaan dia kepada Allah tapi lebih kepada dia membutuhkan reward yang disampaikan orang tua," sambungnya.
(Tribunnews.com/Widyadewi Metta)