Ini Cara Orang Rimba Jambi Berbulan Madu, Seminggu Manten Baru Tak Boleh Diganggu
Disana, nantinya secara gotong-royong orang rimba akan membuat bangunan atau balai tempat berlangsungnya pernikahan.
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Jambi, Dedy Nurdin
TRIBUNNEWS.COM, JAMBI - Basemen, mangku paku alam kelompok orang rimba kedudung mudo mengatakan, dalam proses beindok semang (pelamaran-Red) seorang pemuda harus sabar. Apa lagi proses ini bisa memakan waktu menahun
"Ada yang sampai 3 tahun beindok semang belum diterimo. Tergantung orang tua cewek menerimanya," katanya saat dibincangi tribujambi.com, Rabu (1/4) kemarin.
Setelah rangkaian prosesi beindok semang (melamar.red) dari pemuda orang rimba diterima calon mertuanya. Selanjutnya, orang rimba secara beramai-ramai akan masuk ke hutan untuk melakukan prosesi bebalai.
Disana, nantinya secara gotong-royong orang rimba akan membuat bangunan atau balai tempat berlangsungnya pernikahan.
Bebalai dimaksudkan, orang rimba secara bersama-sama akan membangun balai bangunan seperti rumah yang memiliki ukuran panjang dan lebar sekitar 20 meter.
Balai dibangun dengan manfaatkan sumber kayu yang ada di sekitar hutan, tanpa harus merusak hutan karena merusak hutan bagi orang rimba dianggap sebagai suatu pelanggaran.
Basemen, mangku paku alam kelompok orang rimba kedudung mudo mengatakan, dalam proses beindok semang (pelamaran-Red) seorang pemuda harus sabar. Apa lagi proses ini bisa memakan waktu menahun
"Ada yang sampai 3 tahun beindok semang belum diterimo. Tergantung orang tua cewek menerimanya," katanya saat dibincangi tribujambi.com, Rabu (1/4) kemarin.
Setelah rangkaian prosesi beindok semang (melamar.red) dari pemuda orang rimba diterima calon mertuanya.
Selanjutnya, orang rimba secara beramai-ramai akan masuk ke hutan untuk melakukan prosesi bebalai.
Disana, nantinya secara gotong-royong orang rimba akan membuat bangunan atau balai tempat berlangsungnya pernikahan.
Bebalai dimaksudkan, orang rimba secara bersama-sama akan membangun balai bangunan seperti rumah yang memiliki ukuran panjang dan lebar sekitar 20 meter.
Balai dibangun dengan manfaatkan sumber kayu yang ada di sekitar hutan, tanpa harus merusak hutan karena merusak hutan bagi orang rimba dianggap sebagai suatu pelanggaran.