Sabdaraja Sri Sultan Dikritik Kerabat Dalem Keraton
Keputusan Raja Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X mengeluarkan Sabdaraja mendapat kritikan dari salah satu kerabat keraton
Editor: Sugiyarto
Laporan Reporter Tribun Jogja, Hamim Thohari
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Keputusan Raja Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono X mengeluarkan Sabdaraja mendapat kritikan dari salah satu kerabat keraton, Gusti Bendoro Pangeran Haryo (GBPH) Yudhaningrat.
Dia menyatakan, sebagai seorang raja, Sultan HB X seharusnya mempertimbangkan setiap perkataan yang disampaikan.
"Sebagai seorang pemimpin seharusnya bijaksana dan mempertimbangkan setiap pernyataan yang dikeluarkan. Jangan sampai membuat keadaan ramai," ujar Gusti Yudha saat dihubungi Tribun Jogja, Sabtu (2/5/2015).
Menurut dia, isi Sabdaraja yang disampaikan Sultan HB X telah menabrak paugeran Keraton yang selama ini ada.
Salah satu yang dikritisi oleh Gusti Yudha adalah diubahnya gelar dan nama yang disandang Raja Yogyakarta.
Menurutnya, nama dan gelar yang disandang seorang Raja Yogyakarta telah ditentukan oleh pendiri kerajaan.
Jika terjadi perubahan nama dan gelar harus mengubah seluruh paugeran yang ada.
"Raja Yogyakarta, sejak awal berdirinya Keraton hingga saat tidak pernah mengalami perubahan dan telah ditetapkan seperti itu. Tatanan tersebut berlaku turun-temurun dan tidak bisa sembarangan diubah. Jika tatanan tersebut diubah berarti bukan Yogyakarta lagi, tetapi ada keraton baru," ujar Gusti Yudha.
Gusti Yudha juga mengkritisi tentang perubahan perjanjian antara pendiri Mataram, Ki Ageng Pemanahan dengan Ki Ageng Giring.
Menurutnya perjanjian tersebut tersebut juga telah menjadi pedoman secara turun-temurun yang selama ini tidak menimbulkan polemik.
Ketika ditanya mengenai kemungkinan apa yang melatarbelakangi Sultan mengeluarkan Sabdaraja, Gusti Yudha tidak mengetahuinya secara pasti.
Tetapi dia juga tidak bisa menepis jika ada anggapan bahwa Sabdaraja tersebut untuk memberikan jalan kepada Putri Dalem naik tahta. (*)