23 Pekerja Sumut Merasa Dibohongi PT Satria Parang Tritis
Dede Cahyadi salah satu pekerja yang merasa ditelantarkan mengaku dibohongi PT SPT.
Penulis: Array Anarcho
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Medan, Array A Argus
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Mediasi antara 23 pekerja asal Sumatera Utara yang merasa ditelantarkan PT Satria Parang Tritis (SPT) berlangsung alot di kantor Badan Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Medan.
Dalam pertemuan itu, Dede Cahyadi salah satu pekerja yang merasa ditelantarkan mengaku dibohongi PT SPT.
"Dalam brosur (penerimaan pekerja) yang disebarkan PT SPT disebutkan, bahwa gaji skill atau tukang 65 ringgit Malaysia. Namun kenyataannya, setelah kami bekerja di PT Naim Engineering, gaji kami hanya 45 ringgit. Kami merasa dibohongi," ungkap Dede, Rabu (6/1/2016) siang.
Selain itu, kata Dede, di Malaysia mereka tidak dipekerjakan sebagaimana mestinya. Menurut Dede, mereka dipekerjakan sebagai helper (pembantu).
"Setelah kami bekerja tiga bulan di sana, gaji kami tetap 45 ringgit. Janji upah 65 ringgit tak juga kami dapatkan," kata Dede.
Selain masalah gaji, kata Dede, para pekerja asal Sumatera Utara juga tidak mendapatkan tempat yang layak.
Berdasarkan keterangan di brosur, kata Dede, mereka dijanjikan akan mendapatkan tempat tinggal, dimana para pekerja mendapatkan kamar yang isinya dihuni empat pekerja.
"Sesampainya di sana, kamar kami itu diisi oleh 20 sampai 30 orang pekerja. Tentu kami merasa tertipu," ungkap Dede.
Sementara itu pihak PT SPT membantah melakukan penelantaran. PT SPT mengaku bahwa persoalan gaji sudah disepakati sejak awal sebelum para pekerja berangkat ke Malaysia.(ray/tribun-medan.com)