Entikong Music Concert Undang Wisatawan Asing Masuk Perbatasan Kalbar Malaysia
menggarap pariwisata di cross border itu akan berdampak signifikan pada mereka yang jiwanya “Merah Putih” itu
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, ENTIKONG – Ruang kreativitas itu unlimited. Itulah simpulan dari statemen anggota Komisi X DPR RI, Zulfadhli yang turun langsung menyaksikan apa yang dikerjakan oleh Kemenpar RI di perbatasan dengan Malaysia.
Persisnya di event Entikong Music Concert, Sabtu, 12 Maret lalu.
“Saya makin tahu sekarang, ini program yang bagus, karena itu harus dijaga sustainabilitasnya,” ujar Zulfadhli, yang berasal dari Dapil Kalimantan Barat itu.
Dia merasa sangat paham dengan kondisi Kalbar, sampai ke pelosok, daerah terluar dan area perbatasan. Pemerintah memang sangat minim membuat program untuk menaikkan hajat hidup dan perekonomian masyarakat di sana.
Karena itu, menggarap pariwisata di cross border itu akan berdampak signifikan pada mereka yang jiwanya “Merah Putih” itu.
“Impact-nya jelas. Ada atraksi yang mengundang wisatawan masuk, banyak orang dari seberang yang melancong ke Entikong, membelanjakan uangnya ke Indonesia, ekonomi masyarakatnya berputar, objek-objek pariwisata bisa dikembangkan dan akan memutar lebih banyak uang di sana. Saya kira ini positif dan perlu didukung oleh semua pihak,” urai Zulfadhli yang langsung menyerap aspirasi masyarakat di sana.
Kebetulan, Zufadhli ada di Komisi X yang membidangi pendidikan, pemuda olahraga, pariwisata kesenian dan kebudayaan. Pria kelahiran Pontianak, 21 April 1965 itu tak ragu mengacungkan dua jempol untuk Kementerian Pariwisata.
Baginya, ini program brilian, multiple effect-nya dahsyat dan berjangka panjang.
“Tidak bersifat temporary. Program ini juga bisa mendongkrak angka kunjungan wisatawan ke Indonesia. Dan yang lebih penting lagi, program ini bisa memberi dampak ekonomi yang besar bagi masyarakat perbatasan,” katanya.
Berkali-kali Zulfadhli memuji langkah-langkah konkret Kemenpar di borderland.
“Ini kreatif. Alam, budaya, semuanya dieksplorasi. Dampaknya saya sudah mulai amati, di lapangan. Warung makan penuh, hotel dan home stay penuh, antrean kendaraan dari Kuching ke Entikong mengular panjang di perbatasan,” paparnya.
Faktanya, menurut dia, wilayah perbatasan Entikong memang seksi. Di 2015 saja, angka kunjungan wisatawan yang masuk lewat jalur darat Entikong jumlahnya mencapai 85.000 orang. Jumlahnya diyakini bisa terus bertambah bila Kemenpar berani main menyerang lewat program-program kreatif seperti cross border tourism.
“Ibarat main bulutangkis, pemainnya sudah berani smash. Berani nyerang. Memang harus berani ambil risiko supaya menang,” kata Zulfadhli.
Ini memang tak ubahnya seperti bermain games. Kalau masuk ke gawang dapat poin 2, kalau gagal minus 1.
Bagi yang takut mengambil risiko, takut belok kiri kanan, takut membentur mistar, jumlah golnya pasti sedikit. Tapi bagi yang berani, semua peluang pasti dicoba. Semua akan dilakoni.
“Kemungkinan gagal pasti ada, tapi jumlah gol yang dicetak ke gawang lawan lebih banyak. Ini yang saya tangkap dari program cross border tourism Kemenpar. Berani ambil peluang lewat konser musik yang disuka warga Malaysia. Saya kira ini harus didukung. Ini harus terus kontinu supaya target 12 juta wisatawan mancanegara bisa terpenuhi. Kalau perlu, durasi eventnya hatus agak lama. Sekitar dua sampai tiga hari,” jelasnya.
Menpar Arief Yahya setuju untuk menggarap cross border tourism lebih gencar lagi. Potensinya sangat besar. Atraksinya juga tidak sulit. Titik-titik yang bisa dibuat juga banyak.
"Kami akan programkan lebih serius," ungkap Arief Yahya,