Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mustafa Pencari Suaka Pandai Memasak

Kekeluargaan pencari suaka nampak erat, demikian kesan pantauan Tribun Manado saat menyambangi Rumah Detensi Imigrasi Manado

Penulis: Ferdinand Ranti
Editor: Sugiyarto
zoom-in Mustafa Pencari Suaka Pandai Memasak
YouTube
Pencari suaka 

Mustafa pencari suaka pandai memasak

TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Kekeluargaan pencari suaka nampak erat, demikian kesan pantauan Tribun Manado saat menyambangi Rumah Detensi Imigrasi Manado tepatnya di jalan lingkar Ring Road, kelurahan Malendeng, Kecamatan Paal Dua.

Kamis (7/4/2016), para pencari suaka ini sedang sibuk dengan aktivitas masing-masing, ada yang berolahraga angkat beban (fitnes), main basket, voley maupun memasak.

Aroma harum makanan begitu tercium saat Tribun Manado menyambangi rumah deteni ini.

Seorang pemuda asal Afganistan bernama Mustafa sedang asik meracik makanan di dapur umum.

Tangannya lihai memotong bumbu dapur hingga meracik sayuran dan ikan yang nantinya akan disantap.

Pemuda berusia 19 tahun ini sedikit mengetahui bahasa Indonesia dan Manado.

BERITA REKOMENDASI

"Kali ini jadwal saya memasak, jadi kami ada kelompok memasak dan terjadwal," katanya.

Mustafa mengaku menghuni di rumah Deteni sebagai pencari suaka sudah satu tahun. "Saya nyaman di sini sudah satu tahun," tambahnya lagi.

Mustafa bersama teman lainnya yang berada di dapat tampak sibuk ada yang memasak ikan,memasak nasi dan memasak sayur.

Kepala Rumah Detensi Imigrasi Manado, Hasrullah mengatakan, untuk rumah deteni saat ini sudah Overkapasitas.

"Negara timur tengah seperti negara Afganistan yang paling banyak. total keseluruhan 197 itu sudah termasuk ilegal fishing Filipina ada 35 orang, dirumah Deteni hanya bisa menampung maksimal 110 orang," ujar Hasrullah.

Jumlah pencari suaka dari Afganistan 134 pria dan wanita 5, Filipina 35 pria 1 wanita, Somalia 5, sydan 2, myanmar 2, pakistan 4, bangladesh 2, irak 1, iran 1, eritrea 1, etophia 4. Jumlah total 197.

Dikatakannya, mereka para pencari suaka juga difasilitasi pendidikan seperti komputer, bahasa Inggris, Bahasa Indonesia dan bermain alat musik.

"Supaya mereka tidak bosan ada kegiatan olahraga seperti futsal, boxing, basket, voley dan olahraga lainnya," katanya.

‎Selain itu juga, dari pihak Departemen Sosial bersama Deteni pencari suakan melakukan aksi sosial berupa kerja bakti di greja, mesjid.

"Ada juga yang meminta bagi yang lancar berbahasa inggris mereka mengajar di panti asuhan untuk kegiatan sosial. Mereka di kawal," ujarnya.

Dikatakannya, yang mendapat kartu Repuji saat ini ada 95 orang.

Pihaknya setiap satu minggu dua kali melakukan sidak sajam di tiap blok ruangan.

"Di dalam tidak boleh menggunakan senjata tajam seperti mereka memasak selesai masak pisau-pisau itu dikumpul," katanya.

Selama pencari suaka berada di rumah Deteni semuanya disponsori oleh IOM International Organisasi Imigran dan juga dibantu oleh JRS.

Masalah kesehatan para pencari suaka, setiap hari menurut Hasrullah dokter selalu stand by di ruangan perawatan yang berada di lantai dua.

"Kalau mereka hanya sakit ringan dirawat di tempat rawat di rumah deteni, kalau parah nantinya dirujuk ke Rumah Sakit dan akan dijaga," imbuhnya. (Fer)

Sumber: Tribun Manado
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas