Pasutri Kusoin dan Zubaidah, Saksi Sejarah Pembangunan Mapolresta Barelang
Dulu hanya ada beberapa bangunan saja yang berdiri di Polresta Barelang dan terbuat dari kayu dan hingga berubah menjadi beton permanen
Penulis: Eko Setiawan
Editor: Eko Sutriyanto
"Banyak yang bilang anggota disini, tinggal ambil aja satu sepeda motor yang gak dipakai. Tapi kami gak mau, biar aja kami cicil sepeda motor butut. Alhamdulilah, dua tahun cicilan selesai," sebutnya.
Sudah bertahun-tahun ia tidak pulang kampung ke Jawa Barat. Tubuh Zubaidah yang mulai tua dan sakit-sakitan tidak mampu lagi berdiri terlalu lama.
Gaji suaminya perbulan banyak dihabiskan untuk membeli obat.
Namun ia sadar, sang suami sangat cinta kepada dirinya. Maka dari itu, ia tidak pernah membantah kata sang suami hingga saat ini.
"Pakde cinta mati sama bude. Karena bude selalu hormati dia," candanya sambil memegang tangan sang suami.
Ia sempat berucap, jika pemberitaanya ini sampai ke Presiden Joko Widodo, ia hendak meminta pinjaman uang dengan Presiden.
Uang itu nanti akan ia pergunakan untuk membangun Saung (pondok) dikampung halamanya.
"Ini sampai ke pak Jokowi kan?. Saya mau pinjam uang sama pak Jokowi Rp 50 juta, tapi gak pakai bunga, Buat usaha laundri dan bikin saung di kampung. Kita sudah tua, sakit-sakitan. Gak mungkin disini terus. Kami mau pulang kampung," sebutnya dengan suara serak sambil terharu dan meneteskan air mata.
Memang suatu pemandangan yang sangat tidak seimbang.
Di tengah perkantoran polisi, hidup dua orang renta yang hanya menumpang disamping gudang barang bukti.
Padahal, pembangunan disekitar lingkungan tersebut telihat megah.
Namun itulah kesederhanaan dan faktor kurangnya pendidikan.
Kedua pasangan renta ini menikmati kesederhanan hingga di usia senjanya. (Koe)