Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jembatan Tayan Beroperasi, Penambang Perahu Motor Alih Profesi sebagai Nelayan

Penarik perahu motor Sungai Tayan beralih profesi sebagai nelayan setelah Jembatan Kapuas Tayan menyambungkan Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.

Penulis: Tito Ramadhani
Editor: Y Gustaman
zoom-in Jembatan Tayan Beroperasi, Penambang Perahu Motor Alih Profesi sebagai Nelayan
Tribun Pontianak/Tito Ramadhani
Asia menebar jala di perairan Sungai Tayan, Kamis (28/7/2016) pagi. Ia satu di antara mantan penambang perahu motor yang kini beralih profesi menjadi nelayan setelah Jembatan Kapuas Tayan menghubungkan Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Tito Ramadhani

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SANGGAU - Jam dinding saat itu masih menunjukkan pukul 05.01 WIB. Namun, Asia (67) telah terlihat sibuk menyiapkan jalanya untuk mencari ikan.

Asia mengisyaratkan untuk segera turun menuju tepian Sungai Tayan di depan rumahnya di Dusun Tanjung Kapuas, Desa Pedalaman, Kecamatan Tayan Hilir, Kalimantan Barat.

Pagi itu, kami bermaksud menuju kawasan yang kerap menjadi tempat Asia mencari ikan. Ada dua perahu yang kami gunakan. Asia memasang satu mesin berkekuatan 2,5 PK di belakang perahunya. Sementara satu perahu lainnya, cukup ia ikatkan ke samping perahu yang kami tumpangi.

Jembatan Kapuas Tayan menghubungkan Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.

Tak hanya tribunpontianak.co.id, Asia juga mengajak serta menantunya Firmansyah (38) dan cucu laki-lakinya Iftah Qalbi Syara (5,3) menyusuri Sungai Tayan.

Pemandangan berbeda terlihat mengagumkan di sepanjang perairan Sungai Tayan. Langit biru mulai tampak saat fajar mulai terlihat sedikit demi sedikit menyingsing diufuk timur.

BERITA TERKAIT

Beberapa perahu, kapal motor hingga speed boat terlihat tertambat di tepian sungai. Di antara jamban yang berupa seperti rakit dan keramba ikan milik warga setempat.

Tampak pula, tempat mengambil wudu Masjid Jami Darussalam masih terawat baik di tepi sungai dengan nuansa perpaduan warna kuning dan hijau. Sementara di daratan, tak jauh dari masjid masih berdiri istana atau Keraton Pakunegara Tayan, tempat raja-raja Tayan yang kini statusnya sebagai cagar budaya.

Asia merupakan satu di antara warga yang pernah menjadi penambang perahu motor di sekitar perairan Sungai Tayan.

Menurut bapak dua anak ini, ia sudah sejak 15 tahun silam menggeluti dunia jasa transportasi air di Kecamatan Tayan Hilir, Sanggau. Sejak awal tahun 2016 berhenti menambang perahu motor.

Jembatan Tayan, Kabupaten Sanggau, Kalbar, Kamis (7/1/2016). Jembatan yang menghubungkan provinsi kalbar dengan provinsi lainnya di pulau kalimantan ini memiliki panjang keseluruhan 1.440 meter dan lebar 11,5 meter dengan Tinggi jembatan dari permukaan air sekitar 15 meter. Jembatan ini terbagi dari dua bagian, yang pertama terbentang dari Desa Kawat ke Desa Pulau Tayan Utara dengan panjang 280 meter, bagian kedua terbentang dari Desa Pulau Tayan Utara ke Desa Piasak dengan panjang 1.140 meter. TRIBUN PONTIANAK/ANESH VIDUKA

"Saya sejak tahun 1990, dulu dari Pulau Tayan ke luar-luar kota, masuk-masuk kampung. Dulu kan mau ke kampung-kampung belum ada jalan, jadi kalau ada yang mau balik ke kampungnya, hanya bisa melalui sungai," ungkap dia, Kamis (28/7/2016).

Saat pertama kali berprofesi sebagai penambang perahu motor, untuk menyeberangi Pasar Kawat ke Pasar Pulau Tayan atau sebaliknya, penumpang ia tarik tarif Rp 500 per orang untuk sekali penyeberangan.

"Akhirnya minyak semakin naik, tarifnya pun naik sampailah sekarang Rp 3 ribu. Sekarang karena sudah ada Jembatan Kapuas Tayan, jadi dari Pasar Kawat ke Pasar Pulau Tayan, jadi banyak yang sudah pakai kendaraan sendiri, pakai sepeda motor," jelas Asia.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas