Ridwan Kamil Diminta Insyaf dan Taubat, Politisi NasDem Tanya Balik ''Salahnya Apa?''
Partai Nasdem, katanya, mendukung Ridwan Kamil atau siapapaun, tanpa memperhitungkan aspek politik atau keuntungan untuk partainya.
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribun Jabar, M Syarif Abdussalam
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Ketua DPW Partai Nasional Demokrat (NasDem) Jabar, Saan Mustofa mengatakan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil diusung oleh partainya menjadi calon gubernur Jawa Barat tanpa paksaan, apalagi intimidasi seperti yang diungkapkan sejumlah pihak dan kabar yang beredar di masyarakat.
"Tidak ada yang berhak memonopoli kebenaran. Tidak ada yang berhak mengatakan orang berdosa dan harus insyaf atau taubat. Salah apa Kang Emil. Nasdem mendukung Kang Emil berdasarkan sukarela, tidak ada paksa-memaksa. Tidak ada manfaatnya mendukung seseorang, memaksa untuk mau," kata Saan dalam konferensi pers di sela Rakorwil Partai Nasdem di Hotel Papandayan Bandung, Jumat (9/6/2017).
Partai Nasdem, katanya, mendukung Ridwan Kamil atau siapapaun, tanpa memperhitungkan aspek politik atau keuntungan untuk partainya.
Baca: Gerindra Minta Ridwan Kamil Insyaf, Kalau PKS Malah Minta Ridwan Kamil Taubat
Nasdem, ujarnya, tidak meminta jabatan apapun dan saat roadshow ke berbagai daerah di Jawa Barat pun tidak merepotkan Ridwan Kamil.
Mengenai isu intimidasi dari Kejaksaan Agung, Saan pun menegaskan kadernya tidak pernah menyalahgunakan kekuasaan untuk kepentingan politik.
Majunya Ridwan Kamil diusung Nasdem, ucapnya, adalah kemauan sendiri dari Ridwan Kamil sekaligus Nasdem yang memandang Ridwan Kamil cocok memperbaiki kondisi dan membangun Jawa Barat.
Saan mengatakan pihaknya terus melakukan komunikasi politik intens dengan sejumlah partai politik, seperti PKB, PPP, Golkar, dan PDIP.
Hanya untuk berkomunikasi dengan Gerindra dan PKS, katanya, Nasdem harus memikirkannya lagi mengingat dua partai tersebut sudah membuat garis batas dengan mengatakan Ridwan Kamil harus insyaf dan taubat.
Nasdem, katanya, membutuhkan koalisi dengan partai lain untuk mengusung Ridwan Kamil.
Namun jika tidak ada partai lain yang mau mengusungnya, pihaknya akan mendukung masyarakat yang mendukung Ridwan Kamil maju dari jalur independen.
"Kalau ada yang support Kang Emil dari jalur independen, kita support juga, dan dukung masyarakat yang mendukung Kang Emil. Itu jika sepahit-pahitnya kalau tidak nemuin partai lain. Kita bantu mengumpulkan KTP-nya," katanya.
Tidak ada alasan bagi Ridwan Kamil, ujarnya, untuk mengembalikan atau menolak dukungan dari Nasdem. Sebab, Nasdem mendukung Ridwan Kamil tanpa syarat materi atau jabatan apapun.
Nasdem hanya meminta Ridwan Kamil untuk tidak menjadi kader partai manapun, termasuk Nasdem sendiri, setelah menjadi Gubernur Jawa Barat karena harus menjadi milik partai atau masyarakat bersama.
Dengan demikian, ucapnya, Ridwan Kamil tidak akan terbebani kepentingan partai apapun dalam membangun Jawa Barat.
Kemudian, Ridwan Kamil harus menjadikan Jawa Barat menjadi benteng NKRI dan mendukung semua program pembangunan Presiden RI Joko Widodo di Jawa Barat supaya masyarakat Jawa Barat puas dan memilih Joko Widodo untuk menjadi Presiden RI selanjutnya.
"Banyak isu yang dibuat oleh yang tidak senang Emil dan Nasdem. Ada upaya adu domba antara Emil dan Nasdem. Termasuk katanya dikriminalisasi dan dipaksa. Semua karena ketakutan terhadap Emil. Mereka panik dan segala cara dilakukan," ujar Saan. (*)