Anak-anak di Tasikmalaya Menjerit Ketakutan, Warga Berupaya Mengungsi ke Tempat yang Lebih Tiinggi
warga masih berupaya mengungsi ke dataran tinggi karena khawatir muncul tsunami.
Editor: Sugiyarto
Laporan Reporter Tribun Jabar, Firman Suryaman
TRIBUNNEWS.COM, TASIKMALAYA - Ketua Rukun Nelayan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya, Yana, mengungkapkan, kondisi air laut pascagempa bumi berkekuatan 6,9 SR masih normal.
Tidak terjadi surut sebagai tanda bakal datang tsunami.
"Kami terus memantai air laut. Hingga saat ini tidak terjadi surut. Mudah-mudahan seperti itu seterusnya. Yang ada malah lagi pasang," kata Yana yang dihubungi via telepon, Sabtu (16/12/2017) dini hari.
Namun, warga masih berupaya mengungsi ke dataran tinggi karena khawatir muncul tsunami.
Mereka masih trauma bencana tsunami yang melanda pantai Cipatujah tahun 2009 lalu.
Yana melukiskan kepanikan warga begitu gempa kuat mengguncang.
"Begitu merasakan guncangan kuat kami langsung berhamburan keluar. Jerit tangis anak-anak yang ketakutan terjadi di mana-mana. Warga berlarian menuju tempat yang tinggi, membawa barang seadanya," ujarnya.
Situasi lalu-lintas yang biasanya sepi juga berubah ramai. Kendaraan roda dua dan empat berseliweran menuju dataran tinggi.
Bunyi klakson terdengar di mana-mana. "Pokoknya panik Pak. Sampai saat ini kami masih memantau air laut. Belum diketahui apakah ada kerusakan bangunan maupun korban. Mudah-mudahan tidak ada," kata Yana.
Sementara informasi yang dihimpun, sejumlah rumah di Kecamatan Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya mengalami kerusakan.
Kantor Pemkab Tasikmalaya juga dilaporkan ada kerusakan
Di Kota Tasikmalaya, tiga unit ruang belajar SMK Negeri 3 dilaporkan menhalami kerusakan. Petugas Satpam bersama guru dan penjaga sekolah berupaya menyingkirkan material yang berserakan. (*)