Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kronologi Orang Tua Siswa di Sulawesi Utara Aniaya Guru , Bermula dari Isu Tes Kehamilan

Kepsek yang menjadi korban penganiayaan wali murid itu bernama Astri Tampi berusia 57 tahun.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Kronologi Orang Tua Siswa di Sulawesi Utara Aniaya Guru , Bermula dari Isu Tes Kehamilan
Kolase/Facebook
Kepala Sekolah SMP 4 Lolak yang dianiaya orang tua murid 

Untuk hari ini pihak Polsek akan memeriksa para saksi dan tersangka.

Sambil menunggu hasil visum dokter apakah mengakibatkan cacat atau tidak kepada korban.

Tersangka bisa dijerat dengan Undang-undang 351 ayat 1, ancaman hukum maksimal 5 tahun penjara.

Kapolsek menambahkan, kasus penganiyaan orangtua siswa terhadap kepsek adalah yang pertama di Lolak.

Berdasarkan interogasi awal, tersangka terbawa emosi saat diminta Kepsek untuk membuat surat pernyataan atas anak tersangka yang diduga menggunggah alat tes kehamilan dan membuat heboh pihak sekolah.

Namun tersangka tidak mau menandatangani surat pernyataan sampai emosi dan menganiaya korban dengan sebuah meja kaca.

Amatan Tribun Manado di Polsek Lolak, tersangka sedang diperiksa intensif oleh kepolisian di ruangan yang terkunci rapat.

BERITA REKOMENDASI

"Pelaku sudah ditangkap. Ia dijerat dengan pasal 351 ayat 1 tentang penganiayaan terancam penjara maksimal lima tahun," jelasnya.

Bakal Jalani Operasi Hidung

Malamnya, Kepsek Astri Tampi dibawa ke RSUP Prof Dr RD Kandou Manado.

Rabu (14/2/2018) paginya, ia menjalani CT Scan.

Hingga kini, ia masih bertanya-tanya mengapa DP bisa segalak itu.

"Sebuah hal kecil, saya pun tidak salah karena hanya menjalankan fungsi didikan, tapi saya sepertinya mau dibunuh," kata dia.

Ia membeber, mengalami luka pada bagian hidung, kepala, punggung, serta kedua tangan.

Kepalanya terus berdenyut-denyut, sementara hidungnya terasa perih.

"Mungkin hidung saya patah," kata dia.

Di rumah sakit, ia ditemani sang suami tercinta.

"Hidungnya patah, kemungkinan besar ia jalani operasi hidung," kata Joni Sengkey, suami Astri saat ditemui di RSUD Prof Dr RD Kandou.

Menurut Joni, luka pada bagian hidung tersebut akibat terkena pukulan kaca.

Selain hidung, istrinya juga terluka parah pada bagian lengan.

"Kedua lengannya tertembus kaca, terdapat lubang cukup besar pada salah satu bagian. Namun sudah dioperasi," ujar dia.

Bagian sekitar leher Astri juga membiru akibat terkena bagian kaki meja kaca.

Hantaman kaca juga mengenai kepala Astri.

"Ia sering pusing serta pingsan," kata dia.

Joni membeber, istrinya Rabu siang menjalani CT Scan untuk memastikan tidak ada gumpalan darah di kepala korban.

Seorang dokter yang menangani Astri di IGD ruang bedah RS Kandouw belum mau bicara soal luka Astri.

"Saya mau lihat hasil CT Scan dulu sebelum putuskan tindakan selanjutnya," kata dia.

Warga Sekampungnya

Joni Sengkey, suami Astri Tampi, masih tidak memahami kekerasan yang dilakukan terhadap istrinya.

"Ini masalah sepele, tapi dia sepertinya hendak membunuh istri saya," kata dia.

Menurut Joni, keluarganya tergolong dekat dengan Meidy.

Bahkan Meidy beberapa kali meminjam uang pada istrinya.

"Jarak rumah kami sekira 300 meter. Dia juga sering minta tolong pada saya," kata dia yang berprofesi sebagai Sangadi Desa Labuan Uki.

Kata Joni, Meidy dikenal sebagai residivis kasus pembunuhan.

Namun Meidy sudah memperlihatkan perubahan sikap.

"Ia rajin masuk gereja, istrinya pun majelis," kata dia.

Satu hal yang masuk akal bagi Joni dari semua tindakan Meidy, adalah sang istri beberapa kali menyita ponsel anak Meidy.

"Di dalamnya ada tontonan porno," beber dia.

Joni meminta aparat hukum menghukum Meidy seberat beratnya.

"Mudah mudahan istri saya yang terakhir, jangan ada lagi guru yang jadi korban," kata dia.

Sosok Ini Kaget Adanya Kasus Penganiayaan Terhadap Kepsek

Kejadian penganiayaan terhadap kepala SMP Negeri 4 Lolak oleh tersangka Meidy asal Desa Labuan Uki membuat pihak Komite Sekolah kaget.

Jones Mangare, Ketua Komite SMP Negeri 4 Lolak berkata kepada Tribun Manado Rabu (14/2/2018) saat ditemui di sekolah mengaku kaget atas kejadian yang terjadi disekolah.

"Saya menjadi ketua komite sejak sekolah tahun 2008 dan komunikasi dengan para orang tua siswa tetap terjalin baik," katanya.

Tidak ada dalam bayangan ada orang tua dengan mental seperti ini melakukan tindakan hukum dengan penganiayaan terhadap kepsek.

"Saya menyerahkan kepada pihak kepolisian terkait masalah yang terjadi. Kejadian penganiayaan terhadap guru baru pertama kali dan berharap tidak terulang lagi," ungkapnya.

Dalam waktu dekat ini, komite sekolah akan mengundang semua orangtua siswa untuk untuk rapat dengan guru-guru bersama dengan pihak kepolisian serta Dinas Pendidikan, untuk membahas masalah ini.

Sementara itu, Kapolsek Lolak AKP Suharno meminta pihak komite sekolah dan sekolah segera menjadwalkan waktu pelaksanaan rapat bersama. (Tribunmanado.co.id/alp/kel/art)

Sumber: Tribun Manado
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas