Perdagangan Sabu di Semarang Sudah Seperti Dagang Kacang, Harga Pahe Hingga Istilah Adu Banteng
Bahkan, ia berani memastikan sekarang ini lebih mudah memperoleh sabu dibandingkan dengan membeli kacang.
Editor: Hendra Gunawan
Tak hanya menyasar masyarakat kelas menengah atas, sabu kini juga membidik kalangan menengah bawah sebagai pangsa pasar potensial.
"Dulu pangsa pasarnya adalah masyarakat menengah atas, sekarang lebih luas dan masif, juga menyasar menengah bawah," ucapnya.
Menariknya, Alex berujar, setiap barang yang ia pesan ukurannya tidak pernah aktual, pasti ada kelebihan, meski hanya sedikit. Jika biasanya 1 gram sabu diecer menjadi empat paket, masing-masing seperempat gram, dengan kelebihan berat ia bisa membaginya menjadi lima paket ukuran seperempat gram.
Terkait dengan fenomena sabu yang sekarang ini kian masif, ia tidak merasa kaget. Pamor sabu, menurut dia, mulai tumbuh dalam 5 tahun terakhir, dan cukup banyak konsumen obat beralih memakai sabu karena dianggap lebih berkelas.
"Lima tahun lalu belum begitu marak, sekarang lebih gampang cari sabu dibandingkan dengan obat. Yang jual banyak dan konsumen juga banyak," urainya.
Alex menduga, meningkatnya pamor sabu karena harganya yang sudah terjangkau, sehingga konsumen yang dulu hanya mampu membeli obat keras kini sudah bisa merasakan sabu.
Di sisi lain, secara psikologis mereka juga merasa lebih berkelas jika memakai sabu dibandingkan dengan obat. Pemberitaan televisi terkait dengan penangkapan artis yang terlibat sabu juga semakin membuat masyarakat ingin mencobanya.
Adapun, Kasatresnarkoba Polrestabes Semarang, AKBP Sidik Hanafi mengakui, peredaran narkotika jenis sabu kian masif, menembus berbagai kelas dan strata sosial ekonomi di masyarakat.
Tak hanya menyasar masyarakat kelas menengah atas, sabu kini juga membidik kalangan menengah bawah sebagai pangsa pasar potensial.
"Dulu pangsa pasarnya adalah masyarakat menengah atas, sekarang lebih luas dan masif, juga menyasar menengah bawah," ucapnya.
Semua lapisan
Sidik mengungkapkan, dulu sabu identik dengan barang haram berharga mahal, tetapi kini hal itu tak berlaku lagi. Saat ini, harga paket sabu bisa dijangkau hampir semua lapisan masyarakat.
Menurut dia, para bandar maupun pengedar memecah paket sabu menjadi sangat terjangkau, berupa paket hemat (pahe). Satu pahe bisa ditebus dengan kisaran harga antara Rp 100.000-Rp 150.000.
"Pahe ini sasarannya masyarakat menengah bawah, karena harganya cukup terjangkau," ucap perwira polisi berpangkat dua melati di pundak itu.
Sidik memaparkan, sebagai kota besar di Jateng, peredaran sabu di Kota Semarang cukup masif. Hal itu terbukti dari banyaknya kasus penyalahgunaan narkoba yang ditangani pihaknya.