Pikiran Oki Tak Tenang Ingat Kecelakaan saat Isi Bensin, Ternyata Ayahnya Jadi Korban Kebakaran SPBU
Sebelum kejadian itu Oki mengaku punya firasat buruk sejak kemarin, setelah melihat seorang pria yang meninggal saat isi bensin di SPBU Pandugo.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Oki Dianita Putri Ambarwati menangis kala memasuki ruang Instalasi gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Royal, Surabaya.
Wajah perempuan berambut panjang itu terlihat memerah.
Seakan ia tak bisa membendung rasa khawatir kepada sang ayah, Budianto, sopir truk galon air mineral yang jadi korban kebakaran SPBU Berbek, kawasan PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER), Kamis (8/3/2018).
"Bapak yak opo (Bapak bagaimana)," tanyanya pada kerabat yang sudah berada di IGD.
Para kerabat pun langsung menenangkan Oki dan mengajaknya masuk ke dalam ruang perawatan, menemui sang ayah.
Tak selang beberapa lama kemudian, Oki bersama keluarga keluar dan duduk di ruang tunggu IGD.
Mereka mengaku bahwa Budianto, bisa pulang karena luka yang tidak terlalu serius.
"Luka ringan, tangan melepuh dan bagian alisnya hilang, tapi boleh pulang sekarang (kemarin). Bapak kami antar pulang ke Sawocangkringan, Sidoarjo. Saya sudah nggak tahu lagi mikir yang aneh-aneh terjadi sama bapak," kata putri pertama Budianto itu.
Baca: Pengacara Dokter Bimanesh Akui Kliennya Melakukan Kesalahan Prosedur Penanganan Sakitnya Novanto
Sebelum kejadian itu Oki mengaku punya firasat buruk sejak kemarin, setelah melihat seorang pria yang meninggal saat isi bensin di SPBU Pandugo, Surabaya.
Melihat kejadian itu, ia langsung teringat kepada ayahnya dan pikirannya tak tenang.
"Saya kepikiran gak enak terus, kok ternyata bapak jadi korban kecelakaan," akunya.
Meski lukanya bisa segera pulih, namun Budianto masih syok berat karena kepikiran sang kernek, Kusno.
"Tadi ada yang bilang Kusno belum ketemu, dia langsung lemas dan diam saja. Saya hibur dan alihkan supaya tidak kepikiran kerneknya. Tadi saya bilang juga, 'mungkin masih ada di rumah sakit lain, karena korban kebakaran dirawat di dua rumah sakit' supaya syoknya berkurang," kata Joko Sudarmanto, kerabat korban.