Sebelum Tewas di Tembak Wakapolres Lombok, Jumingan Sempat Berpesan ke Tetangganya
Di balik meninggalnya Jumingan (33) warga Medan Tembung, yang ditembak Kompol Fahrizal (41) menyisakan kenangan yang mengharukan.
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Medan / M Andimaz Kahfi
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Di balik meninggalnya Jumingan (33) warga Jalan Tirtosari, Kelurahan Bantan, Medan Tembung, yang ditembak mati Kompol Fahrizal (41) menyisakan kenangan yang mengharukan.
Seorang ibu-ibu warga sekitar bernama Ulin yang bertubuh gempal menceritakan bahwa Korban Jumingan, dilingkungan dikenal sebagai sosok pribadi yang baik dan tidak pernah bermasalah dengan warga lainnya.
"Kalau lewat pasti selalu menegur dia. Biasa saya lihat dia pergi keluarga rumah untuk kerja sekitar jam 08.00 WIB dan pulangnya sekitar jam 17.00 WIB," tambahnya.
Selain dikenal mempunyai kepribadian yang baik, Jumingan juga dikenal aktif dalam pengajian atau perwiritan bapak-bapak di Kampung sekitar.
“Korban itu aktif dalam perwiritan, hampir setiap minggu selalu ikut perwiritan,“ katanya.
Lebih lanjut, Ulin mengungkapkan bahwa sebelum meninggal, ternyata Jumingan sudah memberikan tanda-tanda bahwa ia tidak akan lama lagi berada didunia.
Ternyata, apa yang disampaikan oleh Jumingan seminggu sebelumnya benar-benar menjadi kenyataan.
“Malam jumat ini aku nggak datang wirid ya, kalian saja yang datang ke rumahku,“ kata Ulin menirukan perkataan Jumingan di perwiritan sebelum meninggal.
Jumingan tewas mengenaskan setelah dihujam dengan 6 tembakan yang mengarah ke bagian kepala, dada dan perut.
Kini Jumingan telah meninggal dunia dan meninggalkan, istrinya Henny dan seorang anak lelaki berusia 2 tahun.(cr9/tribun-medan.com).