IMAPA Universitas Mulawarman Gelar Seminar Tumpahan Minyak di Teluk Balikpapan
Ikatan Mahasiswa Pencinta Alam (IMAPA) Universitas Mulawarman selenggarakan seminar lingkungan dengan tema “Dampak Ekologis Tumpahan Minyak di Teluk B
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, BALIKPAPAN - Ikatan Mahasiswa Pencinta Alam (IMAPA) Universitas Mulawarman selenggarakan seminar lingkungan dengan tema “Dampak Ekologis Tumpahan Minyak di Teluk Balikpapan”.
Seminar sehari yang menghadirkan pembicara dari PT Pertamina (Persero) Refinery Unit V Balikpapan, Dosen STT Migas Balikpapan, Forum Masyarakat Peduli Teluk Balikpapan dan Pusat Pengendalian dan Pembangunan Ekoregion Kalimantan (P3EK) digelar di Auditorium Lantai 4, Rabu (25/04).
Kegiatan ini dilakukan dalam rangka Hari Bumi atau Earth day yang diperingati setiap tanggal 22
April setiap tahun.
Ini juga merupakan bentuk kepedulian masyarakat dan penggiat lingkungan di Kota Balikpapan dan Samarinda atas musibah tumpahan minyak di Teluk Balikpapan.
Mewakili Rektor Universitas Mulawarman, Kepala Biro Akademik dan Kemahasiswaan Drs. La Hasan, M.Si menyatakan kegiatan seminar sehari ini merupakan wujud kepedulian rekan-rekan pencinta alam Unmul atas kejadian yang tengah melanda Kota Balikpapan ini.
Melalui forum yang juga dihadiri oleh mahasiswa dari jurusan perikanan, kelautan maupun kehutanan ini diharapkan dapat ditemukan bahasan yang padat akan solusi, apalagi mahasiswa di bidang-bidang tersebut memang memiliki kompetensi akademis yang berdasarkan keilmuan.
Tanggapan serupa juga disampaikan oleh Darul Asmawan yang mewakili Forum Peduli Teluk Balikpapan. Menurutnya sekarang sudah bukan momennya lagi untuk adu emosi dan mencari siapa yang salah.
Biarkanlah hal tersebut ditangani oleh pihak berwenang. Fokus utama sekarang adalah mencari solusi yang dapat membantu pihak terkait seperti KLHK dan Pertamina untuk mempermudah proses pemulihan.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa tumpahan minyak di Balikpapan ini merupakan kejadian langka atau hampir belum pernah terjadi.
Menurutnya, berbagai pihak yang terkait, tidak hanya korporasi tetapi juga elemen pemerintahan, memang awalnya nampak canggung dalam penanganan.
Namun demikian upaya yang telah dilakukan saat ini sudah cukup baik dalam menjawab kekhawatiran masyarakat khususnya dalam penanggulangan pencemaran melalui upaya pembersihan dan penyelesaian permasalahan sosial ekonomi termasuk di dalamnya kompensasi kepada warga terdampak.
“Penyelesaian dampak sosial ekonomi sudah mulai dilaksanakan. Sekarang kami berharap KLHK dapat mempercepat arahan untuk pelaksanaan tahap pemulihan”, ungkap Darul.
Dianuari Kusumawardhani, ahli lingkungan dari Pertamina, dalam paparannya menyatakan bahwa pada kejadian tumpahan minyak Teluk Balikpapan Pertamina membagi upaya penanganan ke dalam tiga fase utama, Coastal Clean Up, Identifikasi dan verifikasi dampak sosial ekonomi masyarakat dan pemulihan.
Hingga saat ini 2 tahapan awal tersebut secara paralel masih terus dilakukan sedangkan tahapan ketiga masih menunggu arahan dari KLHK.